Bahkan, dalam hati kecilnya ada semacam kekhawatiran, bisa saja para Direktur yang hadir dalam raopat tersebut, termasuk dirinya yang ikut setuju terbidik menjadi tersangka berikutnya.
" Bagaimana Pak, Saudara ikut hadir kan dalam rapat tersebut? " Ulang Jono dengan suara dengan nada pertanyaan.
" Ya Pak, saya bersama empat Direktur lainnya ikut dalam rapat dan ikut menyetujui. "
Jono mengeluarkan sesuatu dari map dan menunjukan dokumen kepada saksi. " Perhatikan dua dokumen ini Pak. Yang pertama notulen rapat dan kedua tanda tangan hadir dalam rapat tersebut. "
Saksi mencermati dokumen yang disodorkan padanya. Ia baca dengan cermat, dengan sesekali membenarkan letak kaca matanya. Saksi yang di hadapan Jono, berusia sekitar lima puluh tahunan.
************
Alan di depan monitor laptop, membaca email dokumen yang dikirim seseorang. Dengan teliti matanya membaca tulisan dalam dokumen tersebut. Bila dicermati, dokumen yang terkirim dan masuk ke email Alan berupa deretan angka dalam tabel. Lebih tepatnya, dokumen tersebut merupakan rekening koran yang dikeluarkan oleh sebuah bank.
" Hemmm...." Sedikit guman Alan. Tangan kanannya meraih botol kecil  minuman mineral. Meneguknya perlahan.
" Ternyata terima juga Kau..." Masih berupa guman, sehingga tidak ada yang memberikan respon. Namun ada secercah perubahan pada wajah Alan. Ada senyum kecil di sudut bibirnya. Tangan kanannya mengepal dan dari mulutnya berdesis : " Yes ..." Sebuah ekspresi senang nampak pada wajahnya.
Alan membuka handphone, mencari nomor seseorang dan klik.
" Ok, aliran dananya jelasnya. Coba telusuri lagi aset berupa tanah dan bangunan, sebagaimana hard copy yang disampaikan kemarin. " Ucap Alan pada seseorang di kejauhan sana. Nada-nadanya Alan menyinggung tentang aset. Tentulah tidak jauh-jauh dengan aset recovery tentunya. Bila itu terhubung dengan kantor, pasti yang diajak komunikasi adalah bagian asset tracing.