Sangat ironi dan menyedihkan. Sampai-sampai, ada anekdot sudah kehabisan kata untuk berkomentar terkait korupsi di negeri ini. Sedih bukan? Berkomentar saja sudah kehabisan kata, apalagi untuk memberantasnya, seolah bisa kehabisan energi dibuatnya.
Namun, itu tidak boleh terjadi. Pemberantasan korupsi hingga ke ujung negeri, sebagaimana yang digelorakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi tetap harus menggema dan menyala.Â
Ibarat, tetap menjadi lilin yang menerangi, meskipun berada dalam ruangan yang gelap, hingga saatnya kegelapan itu berubah menjadi ruangan yang terang kembali.
Setidaknya semangat itu harus terjaga, terpelihara pada momentum Hari Antikorupsi Sedunia. Bagi masing-masing individu, pada posisi apapun peran dan pengabdiannya pada bangsa ini, sikap anti korupsi bisa diawali dari diri sendiri, dengan tidak berbuat curang dalam hal apapun.Â
Bila ini sudah membudaya, akan melebar pada lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja, lingkungan pemerintahan terkecil yaitu desa dan atau kelurahan, kecamatan, kota dan kabupaten, provinsi hingga akhirnya negara.
Ini sebuncah harapan dari anak negeri, yang tetap harus optimis bahwa negeri ini, entah kapan masanya, akan terbebas dari korupsi.
Semangat, Salam Anti Korupsi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H