Banyak referensi dari dunia nyata, pernikahan dilaksanakan dengan mengutamakan sah-nya pernikahan, baik dari sisi agama maupun pemerintahan.Â
Masalah resepsi, tasyakuran ataupun apapun istilahnya, bukan sebagai tujuan utama lagi. Bagaimana mungkin menggelar sebuah acara pesta dan semacamnya di tengah keprihatinan keluarga yang tengah sakit?
Konsep dan model pernikahan inilah yang kini menjadi permasalahan yang dihadapi perempuan tadi. Menunggu sampai orang tua sembuh? Itu sama dengan menunggu ketidakpastian.Â
Padahal, kodrat pernikahan adalah sebuah kepastian, karena sudah diwajibkan bagi mereka yang sudah mampu. Tertundanya alasan pernikahan, bukan terhalang oleh alasan yang sudah dan menjadi tuntunan agama. Jadi menghadapi problem seperti itu apa solusinya?
Pertama, menyadari bahwa sejatinya pernikahan adalah menjalankan tuntutan agama, bagi yang sudah mampu, guna menghindari hal-hal yang negative.
Kedua, pernikahan adalah awal dari sebuah komitmen dua hati yang awalnya penuh perbedaan, menjadi satu komitmen dalam menjalani hidup ke depan. Sehingga, pernikahan akan menjadi titik awal terbentuknya sebuah mahligai kebahagiaan.Â
Untuk mengawalinya, maka dibutuhkan kesiapan lahir dan batin. Ibarat, berada di titik pantai, siap berlayar, menghadapi tantangan di lautan kehidupan. Perlu bekal, bukan hanya berupa lahir, namun juga batin.
Ketiga, ada tidaknya sebuah kegiatan pengiring saat pernikahan berupa pesta, tasyakuran ataupun apa namanya, hanyalah bunga-bunga atau kembang dari terlaksananya pernikahan tersebut.Â
Masing-masing orang berbeda dalam mengimplementasikannya. Banyak variable yang mempengaruhinya dan menjadi sebab akibat. Ada yang sudah siap segalanya, tapi kondisi tidak memungkinkan (ada keluarga yang tengah sakit, misalnya).Â
Ada yang tidak ada namun mengada-ada, sehingga nekad untuk menggelar pesta semeriah mungkin, namun seminggu kemudian ambil jalan nekad mengakhiri hidup karena tidak mampu membayar kewajiban atas terselenggaranya pesta.
Entah apa yang ada di benak seorang perawat muda di Puskesmas Rendeng berstatus ASN bernama Monica Rizky Octavia Amd.Kep (26) hingga memilih jalan pintas. Wanita yang masih menikmati hari bahagianya karena menjadi pengantin baru ini malah nekat gandir/kendat di kamar tidurnya, Rabu (23/3/2022) pukul 10.15 WIB warga Kelurahan Mlatinorowito, Kecamatan Kota, Kudus.Â