(3) Dia tidak berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi tetapi engkau harus, Nak! Ayah memang tidak tahu apakah hasil ladang ayah akan cukup membiayai dirimu sampai ke perguruan tinggi, tetapi ayah pasti tidak akan berhenti berusaha dan berharap. (hlm. 35)
Dari kutipan (5) tersebut menunjukkan bahwa ayah sebagai kepala keluarga berharap yang terbaik untuk anak kandungnya. Apalagi kalua itu berkaitan dengan masa depannya. Keberhasilan anak ke depan akan membuat orang tua bahagia.
(4) Aku masih sesuci dulu! Aku berhasil mempertahankan kesucianku di desa dulu, sekarang pun aku bertekad untuk mempertahankannya di kota ini ...! (hlm. 48)
Dari kutipan (4) menunjukkan bahwa martabat perempuan harus dijaga dan dipertahankan. Kesucian diri adalah hal utama dan patut dijaga dengan bijaksana. Kesucian itu adalah harta yang patut dijaga dengan segala tantangannya.
(5) "Mudah-mudahan kami dapat sabar dan sentosa, seolah-olah dapat mati di dalam hidup. Lepas dari kerepotan serta jauh dari keangkaramurkaan. Biarkanlah kami hanya memohon karunia pada-Mu agar mendapat ampunan. Kemudian kami serahkan jiwa dan raga kami." (hlm. 93)
Dari kutipan (5) tersebut menunjukkan bahwa manusia membangun relasi yang baik dan benar kepada Tuhan Allah. Â Dengan menyandarkan diri dan dekat dengan-Nya manusia akan mengalami kedamaian dan bahagia.
Novel karya Tri Budhi Sastrio tersebut juga ditemukan nilai-nilai lain yang mewarnai karya tersebut menjadi lebih hidup. Akan tetapi, peneliti focus menyajikan filosofis karena dari aspek cerita sangat menonjol pada filosofis tokoh yang diceritakan.
SIMPULAN
Tokoh Raras menghadirkan nilai moral dan filosofis dalam kehidupan. Kepergian anak laki-lakinya tetap dihadapi dengan sekuat tenaga walaupun itu sulit bagi Raras. Dimata Raras kemiskinan itu ternyata lebih kejam dan jahat daripada kejahatan itu sendiri. Kematangan jiwa Raras menghidupkan nilai-nilai moral yang tampak dalam dirinya. Disamping itu, nilai filosofis dalam novel tersebut juga memberikan warna tersendiri sehingga kehadiran tokoh utama menghidupkan perang rasa, pikiran, batin, dan luka-luka batin yang terdeskripsi secara jelas melalui tokoh.
Nilai filosofis dalam novel berjudul "Senandung Rindu untuk Ayah da Ibu" karya Tri Budhi Sastrio. merupakan nilai yang berkaitan dengan suatu tatanan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu serta digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidup seseorang atau sekelompok orang yang menjadi konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Nilai filosofis itu juga hadir melalui tokoh Raras.
DAFTAR REFERENSI