Mohon tunggu...
Heribertus SetyoHermawan
Heribertus SetyoHermawan Mohon Tunggu... Guru - Hari Esok Raih Impian (HERI)

Hari Esok Raih Impian (HERI)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Analisis Nilai Moral dan Filosofi pada Novel "Senandung Rindu untuk Ayah dan Ibu" Karya Tri Budhi Satrio

7 Agustus 2022   00:23 Diperbarui: 7 Agustus 2022   00:28 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

ANALISIS NILAI MORAL DAN FILOSOFIS

PADA NOVEL "SENANDUNG RINDU UNTUK AYAH DAN IBU"

KARYA TRI BUDHI SASTRIO

Heribertus Setyo Hermawan 1), Tri Budhi Sastrio 2)

Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Email: 1) 78heribertus@gmail.com  2) tribudhis@yahoo.com

Abstrac:

Literary works are often analyzed to reveal the ideas they contain. One of the most common types of analysis in literary works is value analysis. A novel entitled "Senandung Rindu for Father and Mother" by Tri Budhi Sastrio presents a series of unique and distinctive moral and philosophical values. The value expressed is the essence of something that is very important in human life, especially in relation to the goodness of something.

Values function as qualities or things that are important to someone or useful to humanity itself. Values serve as a measure of people's behavior. Value refers to all aspects of good and bad as abstractions, views, or endings of different experiences that become very important to humans all of which are considered valuable.

Keywords: literature, values, philosophy

Abstrak:

Karya sastra sering dianalisis untuk mengungkapkan gagasan yang dikandungnya. Salah satu jenis analisis yang paling umum dalam karya sastra adalah analisis nilai. Sebuah novel berjudul "Senandung Rindu untuk Ayah dan  Ibu" karya Tri Budhi Sastrio menghadirkan rangkaian nilai moral dan filosofis yang unik dan khas. Nilai yang diungkapkan adalah esensi dari sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam kaitannya dengan kebaikan sesuatu.

Nilai berfungsi sebagai kualitas atau hal yang penting bagi seseorang atau berguna bagi  kemanusiaan itu sendiri.  Nilai berfungsi sebagai ukuran perilaku orang. Nilai mengacu pada semua aspek baik dan buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau akhir dari pengalaman berbeda yang menjadi sangat penting bagi manusia semuanya dianggap berharga.

Kata Kunci: sastra, nilai, filosofis

PENDAHULUAN

Dalam karya sastra, apakah nilai itu dianggap berharga? Apa  yang dianggap tidak pantas, buruk, salah atau jelek dianggap tidak berharga. Kami menghargai kepraktisan, kejujuran, kebaikan dan keindahan. Dari beberapa pendapat di atas, nilai adalah  keyakinan tentang bagaimana seharusnya seseorang  berperilaku dan harus dijadikan prinsip atau standar dalam hidup, moralitas/etika, sosial, agama dan budaya budaya, psikologis, militan dan pendidikan nilai-nilai. nilai estetika, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada analisis nilai moral dan filosofis peneliti menganalisis nilai moral dan filosofis yang terkandung dalam novel sastra. Peneliti memilih novel berjudul "Senandung Rindu untuk Ayah dan Ibu" karya Tri Budhi Sastrio. Novel ini berkisah tentang seorang tokoh bernama Raras yang  baru saja menginjak usia tiga belas tahun. Dia tinggal sendiri karena ayah dan ibunya meninggal. Setelah hidup  di jalanan tanpa rumah selama hampir tiga bulan pada tahun. Raras akhirnya  bertemu dengan seorang biarawati bernama Suster Francisca, yang membawanya ke Biara Santa Maria pada tahun untuk merawatnya.

Anak ini juga dilatih di SMPK Santa Maria. Di sekolah, Raras adalah salah satu siswa terbaik sampai sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Peneliti memilih novel karena sarat dengan nilai-nilai kehidupan yang baik dan sangat penting untuk dipelajari. Persiapkan mereka untuk menjadi orang yang lebih baik. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa novel karya Tri Budhi Sastrio Senandun Rindu untuk Ayah dan Ibu mengandung nilai moral dan filosofis.

METODE PENELITIAN

Peneliti menemukan dan memperoleh nilai-nilai moral dan  filosofis sangat menonjol dalam novel tersebut. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Sugikino (2013:14), penelitian kualitatif terdiri dari data berupa kata-kata, skema dan gambar. Oleh karena itu, jenis penelitian ini berupa kata-kata, gambar, tabel, diagram, dan lain-lain, dan tidak memiliki komponen numerik (kuantitatif).

Ratna (2013: 47) berpendapat bahwa penelitian kualitatif berfokus pada makna dan pesan sesuai dengan sifat topik. Unsur penelitian yang sangat penting adalah sumber data dan  informasi. Menurut Ratna (2013:47), sumber data untuk penelitian kepustakaan kualitatif  adalah  novel Tri Budhi Sastrio Senandung Rindu karya Ayah dan Ibu. Data penelitian yang digunakan adalah kutipan tekstual dari novel Senandung Rindu untuk Ayah dan Ibu karya Tribudi Sastrio.

Alat inspeksi meliputi alat utama dan alat bantu. Alat utama adalah peneliti dan alat tambahan. Studi ini akan terdiri dari tiga tahap prosedural:  (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap penyelesaian. Setelah melalui proses perancangan, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) 

Membaca teks novel; 2) identifikasi data 3) pemilihan data sesuai dengan kebutuhan peneliti; 4) Kodekan data sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. 5) Menarik kesimpulan dari data tersebut. Setelah data terkumpul, data  dianalisis. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Selanjutnya menurut Ratna (2013:53), analisis deskriptif dilakukan dengan membuat daftar dan menganalisis fakta.

PEMBAHASAN

A. Nilai Moral

Nilai moral adalah nilai yang dikaitkan dengan batasan-batasan yang mengarah pada  tindakan dan tindakan, baik perilaku verbal maupun  fisik yang mengarah pada kedewasaan. Nilai moral  novel  berjudul "Senandung Rindu untuk Ayah dan Ibu karya Tri Budhi Sastrio dapat dilihat pada kutipan berikut.

(1) Kadang mereka membaca di balai desa, kadang mereka meminjam koran dan majalah bekas untuk dibaca di rumah. Lewat bahan-bahan pinjaman seperti itu secara tidak langsung pengetahuan Raras dan ibunya bertambah tanpa disadari. Termasuk pengetahuan tentang merokok dan bahayanya. Mereka tahu persis. Banyak artikel yang mengupas bahaya merokok mereka baca dan diskusikan berdua. (hlm. 12)

Aktivitas tersebut menunjukkan moral dari tokoh akan tanggung jawab pribadi dalam hidup. Memburu informasi adalah sikap kritis sebagai bagian dari moral itu sendiri.

2) Aku tidak ingin Raras tidak berhasil menggapai cita-citanya hanya gara-gara engkau terus-menerus merokok sehingga engkau lebih cepat tidak sehat, engkau lebih cepat sakit dan mungkin engkau lebih cepat mati. Kami tidak ingin engkau tidak sehat, kami tidak ingin engkau meninggal dunia cepat-cepat. Pokoknya ... kami tidak ingin engkau terus merokok.  (hlm. 22)

Dari kutipan (2) tersebut menunjukkan kepedulian kepda anggota keluarga. Sikap itulah sebagai bentuk moral terhadap keluarga yang sangat dicintainya.

(3) Lalu julukan apa lagi yang dapat diberikan pada orang-orang seperti ini, orang-orang yang tetap nekat merokok meskipun mereka telah membaca dengan jelas peringatan di bungkus rokok? Ayo, julukan apa lagi yang dapat diberikan pada mereka kecuali bodoh, tolol, goblok, idiot, stupid?..." (hlm. 28)

Dari kutipan (3) tersebut menunjukkan bahwa kepedulian yang ditunjukkan secara emosinal. Emosional tersebut menunjukkan bagian dari sikap atau tindakan melalui kata-kata. Kata-kata yang disampaikan tentu mengandung risiko yang berdampak terhadap pikiran dan perasaan.

(4) Jadi usaha ibu selama ini ternyata tidak sia-sia. Jika sejak dulu ibu tahu bahwa membaca banyak artikel tentang bahaya merokok dapat digunakan untuk membuat seorang pecandu berhenti merokok, ibu mungkin sudah melakukannya sejak dulu, tetapi tak apa! (hlm. 59)

Dari kutipan (4) tersebut menunjukkan ungkapan perasaan akan suatu kejujuran akan keadaan. Hal itu dilakukan sebagai bagian ajakan anggota keluarga bisa penduli dan merasaakn apa yang terjadi.

(5) Sebagian besar karya-karya itu sudah dibaca, dikuasai dan kemudian diceritakan kembali oleh ibu yang sangat gemar membaca ini pada putri semata wayangnya, Raras. (hlm. 77)

Dari kutipan (5) tersebut menunjukkan sikap moralitas tokoh ibu akan nilai-nilai kehidupan itu bisa melalui banyak cara. Berceritapun menjadi media kepedulian tokoh ibu kepada anaknya. Hal itu bagian dari proses pembentukan karakter dan jiwa.

Novel Tri Budhi Sastrio tersebut banyak ditemukan nilai-nilai ajaran yang mengarah kepada moralitas. Akan tetapi, peneliti membatasi pada aspeks moralitas dan filosofis sebagai bagian ruang lingkup yang menonjol dalam kisah novel tersebut.

B. Nilai Filosofis

Nilai filosofis merupakan nilai yang berkaitan dengan suatu tatanan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu serta digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidup seseorang atau sekelompok orang yang menjadi konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Nilai filosofis dalam novel Senandung Rindu untuk Ayah dan Ibu dapat dilihat pada kutipan berikut.

(1) "...Ibumu memang bukan orang yang berada, tetapi karena kakek dan nenekmu berpandangan bijak dan berwawasan luas, mereka tidak pernah ingin apalagi memaksakan kehendak menjodohkan ibumu dengan orang kaya..." (hlm. 14)

Dari kutipan (3) tersebut menunjukkan bahwa orang tua bersikap bijaksana terhadap apa yang menjadi keputusan anak. Apapun itu, salah satunya keputusan dalam memilih pendamping hidup.

(2) Apapun yang ibumu minta, kalau ayah masih dapat memenuhinya, pasti akan ayah penuhi, dan berhenti merokok adalah sebuah permintaan yang jelas-jelas dapat ayah penuhi. Jadi tidak ada alasan untuk tidak berhenti merokok, bukan?" (hlm. 33)

Dari kutipan (2) tersebut menunjukkan bahwa cinta yang tulus dimiliki seseorang terhadap pasangannya akan membuat orang itu rela melakukan demi pasangannya nanti. Ketulusan akan membangun relasi semakin intim.

(3) Dia tidak berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi tetapi engkau harus, Nak! Ayah memang tidak tahu apakah hasil ladang ayah akan cukup membiayai dirimu sampai ke perguruan tinggi, tetapi ayah pasti tidak akan berhenti berusaha dan berharap. (hlm. 35)

Dari kutipan (5) tersebut menunjukkan bahwa ayah sebagai kepala keluarga berharap yang terbaik untuk anak kandungnya. Apalagi kalua itu berkaitan dengan masa depannya. Keberhasilan anak ke depan akan membuat orang tua bahagia.

(4) Aku masih sesuci dulu! Aku berhasil mempertahankan kesucianku di desa dulu, sekarang pun aku bertekad untuk mempertahankannya di kota ini ...! (hlm. 48)

Dari kutipan (4) menunjukkan bahwa martabat perempuan harus dijaga dan dipertahankan. Kesucian diri adalah hal utama dan patut dijaga dengan bijaksana. Kesucian itu adalah harta yang patut dijaga dengan segala tantangannya.

(5) "Mudah-mudahan kami dapat sabar dan sentosa, seolah-olah dapat mati di dalam hidup. Lepas dari kerepotan serta jauh dari keangkaramurkaan. Biarkanlah kami hanya memohon karunia pada-Mu agar mendapat ampunan. Kemudian kami serahkan jiwa dan raga kami." (hlm. 93)

Dari kutipan (5) tersebut menunjukkan bahwa manusia membangun relasi yang baik dan benar kepada Tuhan Allah.  Dengan menyandarkan diri dan dekat dengan-Nya manusia akan mengalami kedamaian dan bahagia.

Novel karya Tri Budhi Sastrio tersebut juga ditemukan nilai-nilai lain yang mewarnai karya tersebut menjadi lebih hidup. Akan tetapi, peneliti focus menyajikan filosofis karena dari aspek cerita sangat menonjol pada filosofis tokoh yang diceritakan.

SIMPULAN

Tokoh Raras menghadirkan nilai moral dan filosofis dalam kehidupan. Kepergian anak laki-lakinya tetap dihadapi dengan sekuat tenaga walaupun itu sulit bagi Raras. Dimata Raras kemiskinan itu ternyata lebih kejam dan jahat daripada kejahatan itu sendiri. Kematangan jiwa Raras menghidupkan nilai-nilai moral yang tampak dalam dirinya. Disamping itu, nilai filosofis dalam novel tersebut juga memberikan warna tersendiri sehingga kehadiran tokoh utama menghidupkan perang rasa, pikiran, batin, dan luka-luka batin yang terdeskripsi secara jelas melalui tokoh.

Nilai filosofis dalam novel berjudul "Senandung Rindu untuk Ayah da Ibu" karya Tri Budhi Sastrio. merupakan nilai yang berkaitan dengan suatu tatanan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu serta digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidup seseorang atau sekelompok orang yang menjadi konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Nilai filosofis itu juga hadir melalui tokoh Raras.

DAFTAR REFERENSI

Darma, Budi. (2004). Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

              Pendidikan Nasional.

Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

              Rosdakarya.

Nurastuti, Wiji. (2007). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Ardana Media.

Nurgiyantoro, Burhan. (2009). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah

              Mada University Press.

Sastrio, Tri Budhi. (2018). Senandung Rindu untuk Ayah dan Ibu (Temaram

              Biara Kala Senja). Kab. Sukabumi: Jejak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun