Baung (Ilm : Mystus nemurus) itu ikan yang besar. Sedangkan seluang itu ikan yang kecil. Dia mengharapkan mendapat ikan baung, ternyata hanya mendapat ikan seluang. Peribahasa ini menunjukkan bahwa seseorang yang ingin mendapatkan keuntungan yang besar, tetapi ternyata hanya mendapatkan keuntungan yang kecil.
- Mbak anak ayam keilangan induk = Seperti anak ayam kehilangan induk
Kalau anak ayam kehilangan induknya, maka ributlah anak ayam itu, mencicit kesana kemari. Arti dari peribahasa ini adalah menunjukan suatu keadaan yang gaduh, ribut, atau panik.
- Dengo kukuk ayam kepit = Terdengar kokoknya ayam dikepit
Kalau ayam dikepit, pastilah kokoknya terdengar dikarenakan dekat. Lalu, ayam yang dikepit itu di bawa berjalan dan sepanjang perjalanan dia berkokok, sehingga perjalanan yang dilalui menjadi jauh juga. Arti pribahasa ini ialah terdengar dekat, padahal sebenarnya jauh.
- Selintang puo tarik = Sepanjang batang puar ditarik
Batang puar itu tidak panjang, tetapi kalau batang puar itu ditarik sambil berjalan, tentunya jauh juga. Jadi artinya suatu jarak yang sepertinya dekat, namun kenyataannya jauh.
- Mikat tugang tughun beruge = Mikat (mengumpan) Tugang turun Beruge
Tugang merupakan jenis ayam hutan yang besar sedangkan beruge jenis ayam hutan yang kecil. Peribahasa ini serupa dengan peribahasa yang berbunyi: “ingin baung dapat seluang”.
- Badiri same tinggi, duduk same rendah
Artinya sama-sama tidak ada perbedaan.
- Ade asap ade api
Menunjukkan adanya sesuatu karena adanya tanda-tanda/ sebab-sebab, sama dengan peribahasa: “ayam beketik tande batelok”, artinya ayam berkotek tanda (ingin) bertelur.
- Tekunca milu tegulai tinggal = Ketika mengunca ikut ketika menggulai tinggal
Tekunca menyatakan keadaan ketika sedang mengunca (menguncang dengan bakul /keranjang kecil) ikan-ikan kecil yang ada di dalam bakul tersebut; tegulai menyatakan keadaan ketika sedang menggulai (memasak) ikan tersebut. Setelah ikan di masak tentunya akan di santap. Mengunca ikan merupakan pekerjaan yang tidak enak karena kita harus tahan menghadapi amis bau ikan dan juga tangan bahkan terkadang beserta tubuh kita akan menjadi kotor, sementara menggulai ikan itu hal yang baik karena setelah ikan digulai kita bisa langsung mencicip atau menikmatinya. Jadi, kurang lebihnya arti dari peribahasa Tekunca milu tegulai tinggal adalah kita diajak ikut serta bersusah-payah tetapi setelah berhasil kita tidak diajak; Ketika susah ikut dilibatkan, ketika senang ditinggalkan.
- Mbak duduk di dughai = Seperti duduk di duri
Artinya menunjukkan suatu keadaan (biasanya tentang tamu) yang gelisah, terburu-buru, atau tidak sabar ingin pergi. Apabila tuan rumah kedatangan tamu yang baru saja tiba lalu duduk dan segera saja sudah hendak berlalu pergi, maka tuan rumah biasanya akan “menggoda” dengan ucapan, “Lah … alangke cepatnye nag pegi, mbak duduk di dughai (Loh … alangkah cepatnya mau pergi, seperti duduk di duri)”. Namanya duduk di duri, pastilah saja tidak enak serta tidak akan nyaman. Sehingga apabila tuan rumah sudah mengucapkan kalimat begini, biasanya sang tamu akan merasa tidak enak hati.
- Sukar sakit mighekke tajak, matek lekat ulu tegael = Sukar sakit memberakan arit, mata lekat ulu terkait.
Arti peribahasa ini adalah menunjukan suatu keadaan yang sulit dan berat dilalui. Seperti contoh mengakhiri suatu perkara atau sengketa hukum.
- Laki mbak puyuh lengeh = Suami seperti puyuh lengah
Burung puyuh betina bertelur, sedangkan puyuh jantan mengerami telur puyuh betina tersebut. Sementara puyuh jantan mengerami telur di sarangnya, puyuh betina terbang ke sana kemari mencari makan bahkan mencari jantan-jantan lainnya. Puyuh jantan itu di sebut puyuh lengeh. Bilamana ada suami seperti itu, maka suami tersebut dikatakan “muyuh lengeh” = mbak puyuh lengeh. Seharusnya suamilah yang bertanggung jawab mencari nafkah atas keluarganya sementara perempuan mengurusi urusan rumah tangga, bukan malah sebaliknya.
- Merajuk ilang sughang = Merajuk hilang sendiri