Karena yang namanya ‘nenek’ adalah orang yang sudah tua (lanjut usia), maka berjalannya pastilah sangat lambat, sehingga keluarga yang menunggu kepulangannya di rumah tentulah akan sangat lama menunggunya. Peribahasa ini biasanya dipergunakan kala mengungkapkan perasaan yang terlampau kesal karena menunggu seseorang / sesuatu yang terlalu lama.
- Buah masak penyuluk datang = Buah matang galah datang
Arti peribahasa ini adalah menunjukan suatu situasi atau keadaan yang sangat pas. Misalnya: nasi masak tamu datang, duit baru habis dapat gajian, saat banyak kerjaan tiba-tiba ada yang menawarkan bantuan, dan sebagainya.
- Tupak lom masak, cighit lah nyembur = Tupak belum masak, mencret sudah berhamburan
Tupak adalah sejenis buah yang serupa dengan buah ambai. Kalau banyak makan buah ambai tentunyalah akan menyebabkan sakit perut lantas mencret, begitupula adanya kalau makan buah tupak. Namun, keadaannya di sini adalah buah tupak tersebut belumlah lagi masak (matang) tapi mencretnya sudah berhamburan keluar. Makna peribahasa ini adalah lebihkurang menunjukkan suatu keadaan yang belum terjadi, tetapi berita/isunya sudah tersiar kemana-mana.
- Baik anto piring kosong = Baik hidang piring kosong
Baik anto artinya bagus dalam cara menghidangkannya, tetapi yang dihidangkan tersebut adalah piring yang kosong; tidak berisi makanan. Jadi, peribahasa ini maksudnya adalah tentang cara seseorang yang terlihat baik, peduli dan atau berniat untuk menolong seseorang, tetapi pada kenyataannya ia tidak punya kepedulian dan atau sama sekali tidak berniat untuk menolong. Hanya lagaknya saja yang seolah-olah ingin menolong, baik dan seakan peduli.
- Bekule same sebajak, mbak pulut-ke-dingen lidi = Berpacaran sama sebaya, bagai (getah) pulut (lekatkan) dengan lidi.
Arti peribahasa ini adalah menunjukan tentang dua orang bujang gadis (pasangan kekasih) yang bercinta-cintaan dengan sangat lengketnya/ sangat eratnya/ sangat mesranya seakan mereka sudah tak dapat lagi terpisahkan.
- Kerekek Betine Tanjal = Tertawa perempuan yang terjatuh
Biasanya, bila tanjal atau jatuh terduduk seseorang itu akan meringis karena kesakitan atau bersikap salah tingkah karena malu. Dalam hal ini adakalanya seseorang tersebut untuk menyembunyikan rasa sakit dan malunya, maka dia akan tertawa. Tentu saja tertawanya tersebut bukan dikarenakan hatinya merasa gembira, melainkan karena saking merasa malu dirinya.
- Menimbulke batang terendam = Menimbulkan batang (tepian untuk mandi) terendam
Maksud dari peribahasa ini adalah melakukan suatu pekerjaan yang teramat sulit untuk dicapai tujuannya. Misalnya : orang yang berusaha untuk membangkitkan kembali sesuatu yang sudah lama dilupakan, orang yang berusaha mencapai kembali kejayaan yang sudah jatuh/ bangkut, dan sebagainya.
- Nube nulu tepian = Menuba (meracun ikan dengan tuba) di hulu tempat mandi
Kalau orang meracun ikan di hulu tepian, maka orang di hilir akan turut terganggu oleh ulah tersebut sebab arus sungai yang mengalir ke hilir akan turut membawa racun tuba sehingga berakibat mencemari air sungai di hilir. Arti peribahasa ini adalah menunjukan suatu keadaan dimana karena suatu perbuatan sengaja orang lain yang menimbulkan kerugian namun secara tidak langsung banyak orang lain yang tidak ada sangkut pautnya pun turut serta menjadi korban atau menjadi terganggu.
- Nyelam kapak beliung mampus = Menyelam kapak beliung hilang
Kapak dan beliung sama-sama digunakan untuk menebang kayu, tetapi beliung lebih mahal dari kapak. Sibuk menyelam kapak yang terjatuh ke dalam sungai, tahu-tahu beliung hilang. Jadi arti peribahasa ini adalah sibuk mencari barang yang kecil (murah), namun yang terjadi adalah ia malah kehilangan barang yang lebih besar atau berharga.
- Milu irit tebakang lanang = Ikut rombongan tebakang jantan
Tebakang merupakan nama jenis ikan. Kalau kita ikut tebakang betina dan dia bertelur, kita akan dapat kebagian telurnya. Kalau kita ikut tebakang jantan, kita tidak akan mendapat apa-apa, karena ikan tebakang jantan tidak bertelur. Arti peribahasa ini ialah menunjukan keadaan dimana ada orang yang mengikuti/ bekerja untuk orang lain, tetapi ia tidak mendapat apa-apa dari orang tersebut. Biasanya peribahasa ini diteruskan dengan kalimat: “ughang ngempaske telok, kitek ngempaske ta*k”. Maksudnya, orang yang ikut rombongan tebakang betina mendapatkan hasil sedang kita tidak mendapat apa-apa, melainkan hanya payah saja karena ikut rombongan tebakang jantan.
- Mbak bakarang ayo dalam = Bagai menangkap ikan di waktu air besar (pasang)
Kalau orang bekarang (menangkap ikan) biasanya di waktu air surut/dangkal. Kalau menangkap ikan di waktu air pasang maka akan sulit untuk mendapatkan ikan dan pekerjaan kita akan sia-sia saja. Makna peribahasa ini ialah menunjukan suatu pekerjaan yang sia-sia. Yang tidak mendatangkan hasil apa-apa. Biasanya peribahasa ini ditambah dengan kalimat; “awak payah ikan dak boleh” artinya badan payah hasil tidak ada. Itulah maksud peribahasa, “Mbak bekarang ayo dalam”.
- Mbak kemiling tepi biduk = Bagai kemiri tepi perahu