Di mana suku yang melakukan penyerangan keji, hunian Jaguar merupakan suku yang disinyalir mencari budak-budak untuk dijajakan kepada suku pemuja Dewa Matahari. Maka raja pun akan membayar mahal upah untuk setiap jiwa yang akan dipenggal dalam ritual persembahan.
Namun di tengah giliran jaguar dikorbankan didapati kejadian yang tak terduga, yakni kemunculan gerhana Matahari datang yang secara tiba-tiba, di mana gumpalan hitam menutupi mata langit. Menjadi pertanda buruk, seolah Dewa di atas sana tak berkenan.
Lantaran ketidaktahuan suka tersebut atas fenomena alam yang biasa terjadi yakni Gerhana Matahari. Raja dan ratu menganggap bahwasannya pertanda Dewa Matahari telah kenyang dan merasakan cukup atas korban persembahan.
Fenomena gerhana tersebut membuat Raja dan Ratu serta petinggi dan raja pasukan bengis terperangah dan saling berpandangan sambil mendongak menatap gerhana. Seolah menyeru ritual usah diteruskan.
Giliran Jaguar naik ke altar persembahan, maka ia pun melihat sosok darah yang telah mengering. Seraya memegang pisau, seraya melihat ke arah dan raja dan ratu. Dan juga memandang ke arah putra mahkota kecil. Yang bersuka cita juga merasakan kekejaman.
Pada saat itulah jaguar teringat Istri dan anaknya yang ditinggalkan di sumur di desanya, dengan sorot mata diliputi awan kesedihan. Membayangkan keduanya akan segera mati kelaparan.
Namun dewi fortuna selalu berada dipihak Jaguar, sehingga bisa lari dan meloloskan diri dari kepungan pasukan bengis selepas punggungnya terkena anak panah. Dengan berlari sejauh mungkin menerabas ladang jagung.
Selepas Jaguar disuruh berlari demi menggapai kebebasan, namun dihujani lemparan panah, tombak hingga Jaguar melakukan gerakan zigzag agar tak terkena serangan benda tajam. Meski punggung bagian belakang terkena juga.
Tak ingin tawanannya sampai selamat, Pemimpin Bengis pun menyuruh bala tentaranya mengejar dan menyisir ladang jagung hingga masuk ke dalam rimba.
Tak ayal Jaguar lari terengah-engah seraya pontang-panting menghindari musuh yang tengah memburunya, dalam kondisi terluka. Jaguar terus berlari seperti harimau yang terluka dan berlari lantas sembunyi membenamkan dirinya di dalam lumpur pekat. Hingga yang terlihat hanya kedua matanya.
Namun kali ini Jaguar tak ingin jadi seorang pecundang, dengan terus berlari dan sembunyi. Sebab ini Tanahnya, ini Hutannya dan ini Huniannya. Di mana tak seorang pun boleh semena-mena menginjak Belantaranya.