Yang dengan serta merta menyerang garang, melakukan penculikan terhadap kaum perempuan dan melakukan pemerkosaan serta berbuat huru-hara.
Tak hanya itu namun juga melakukan pembantaian keji yang bertujuan memusnahkan penduduk desa tanpa terkecuali. Serta melontarkan panah-panah api yang dihempaskan hingga melesat.
Alhasil membakar seluruh rumah-rumah penduduk, agar tak dapat dihuni dengan upaya memusnahkan generasi. Suku Bengis dan Kejam dengan tubuh-tubuh perkasa yang pasti jauh lebih kuat datang dari luar rimba.
Menyerang serta memporak-porandakan perkampungan. Hingga luluh lantak hancur lebur jadi serpihan debu (DUST). Membunuh siapa saja yang ditemui dengan kapak-kapak tergenggam.
Yang dalam sekali ayun seketika menjelma jagal pencabut nyawa, tak ayal korban-korban pembantaian pun bergelimpangan.
Di tengah situasi genting "Sang Jaguar" berhasil menyelamatkan diri dengan membawa anak dan istrinya yang tengah hamil, kemudian menyembunyikannya ke dalam sebuah lubang tak terpakai agak jauh dari pemukiman.
Lantas kembali ke perkampungan untuk membantu kawanannya sesama suku Maya, namun tak ayal Jaguar berhasil ditangkap oleh pasukan bengis bersamaan dengan yang lainnya.
Yaitu para lelaki yang sengaja dibiarkan hidup-hidup, untuk digiring menuju kota yang berisi suku penyembah Dewa Matahari. Melintasi medan yang sulit dengan lengan terikat menjadi tawanan dan kelak satu per-satu dijadikan korban persembahan dalam prosesi acara ritual persembahan kepada para Dewa Matahari.
Setiba di kota riuh para penduduk, yang telah lebih maju mengenal pakaian. Gegap gempita menyambut tawanan, prosesi acara yang megah pun disiapkan demi terlaksanannya prosesi ritual adat. Perampasan hak hidup atas seseorang.
Jaguar di bawa ke puncak piramid yang beranak tangga berundak-undak untuk di eksekusi, sementara para ibu-ibu membawa bayi-bayi milik mereka. Menunggu di ujung piramid untuk mengoleskan darah yang menetes di kening para bayi-bayi.
Di mana mereka menganggap korban-korban yang telah menjadi mayat itu ialah persembahan suci yang sejatinya telah diberkati oleh Dewa Matahari. Dengan meneteskan darah dan berkorban jiwa raga maka Dewa Matahari pun akan senantiasa berbaik hati kepada mereka.