1. Â Â Â Identifikasi Node: Tentukan perangkat keras dan lingkungan eksekusi yang akan digunakan dalam sistem. Misalnya, server web, server database, perangkat pengguna, dll.
2. Â Â Â Identifikasi Artefak: Tentukan komponen perangkat lunak yang akan dijalankan di node. Misalnya, aplikasi web, layanan web, database, dll.
3. Â Â Â Gambar Node: Buat diagram dengan menggambar node-nya terlebih dahulu. Node biasanya digambarkan sebagai kotak tiga dimensi atau persegi panjang.
4. Â Â Â Tempatkan Artefak di Node: Letakkan artefak di dalam node yang sesuai, menunjukkan di mana komponen perangkat lunak akan dijalankan.
5. Â Â Â Hubungkan Node dan Artefak: Gambarkan hubungan antara node dan artefak dengan garis atau panah untuk menunjukkan aliran data atau komunikasi antar komponen.
6. Â Â Â Tambahkan Detail Tambahan: Beri anotasi pada diagram dengan detail tambahan seperti tipe node, spesifikasi perangkat keras, protokol komunikasi, dll.
Contoh Deployment Diagram
Untuk ilustrasi, mari kita ambil contoh deployment diagram untuk sebuah aplikasi e-commerce sederhana:
1. Â Node Web Server:
- Menjalankan komponen server aplikasi web yang melayani permintaan pengguna.
- Node ini mungkin berupa server fisik atau mesin virtual yang menjalankan server web (misalnya, Apache, Nginx).
2. Â Node Database Server:
- Menjalankan komponen database yang menyimpan data pengguna dan transaksi.
- Node ini bisa berupa server fisik atau mesin virtual yang menjalankan sistem manajemen basis data (misalnya, MySQL, PostgreSQL).
3. Â Node Client:
- Menggambarkan perangkat pengguna (misalnya, komputer, smartphone) yang mengakses aplikasi web melalui browser.
- Node ini berinteraksi dengan web server untuk mengirim dan menerima data.