Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Inilah 4 Problem Klasik Timnas Indonesia di Bawah Pelatih Shin Tae yong yang Harus Dibenahi

17 November 2024   07:13 Diperbarui: 18 November 2024   22:13 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae yong memberikan intruksi kepada pemain asuhannya di pinggir lapangan dalam laga melawan Jepang (Foto Kompas/Adil Nursalam). 

Timnas Indonesia di bawah kepelatihan sosok asal Korea Selatan, masih saja memiliki problem klasik yang belum terpecahkan hingga saat ini sejak Shin Tae yong membesut skuad Garuda pada tahun 2019. 

Terakhir dengan jelas bisa kita saksikan saat Indonesia menjamu Jepang di Stadion Gelora Bung Karno di ajang Kualfikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup C, Jumat (15/11/24). 

Problem klasik apa saja yang masih belum bisa ditangani dengan baik oleh coach Shin Tae yong tersebut? Secepatnya problem tersebut harus segera dibenahi. Mari kita simak ulasan sederhana berikut ini. 

Kerja Sama Tim

Mungkin ada baiknya kita cermati pendapat yang diutarakan oleh winger Timnas Jepang, Kaoru Mitoma yang bermain di klub Brighton Pemier League. 

Sehari sebelum duel di Senayan tersebut, Mitoma mengatakan bahwa Indonesia akan kesulitan karena para pemain keturunan yang memperkuat Timnas baru bergabung dalam waktu singkat. 

"Banyak pemain naturalisasi dengan kemampuan tinggi, jadi kami harus menjaga mereka. Indonesia membangun tim dalam waktu singkat, sedangkan kami telah membangun tim dengan lebih baik dalam jangka waktu yang lebih lama, jadi saya pikir itu hal yang positif."

"Pemain naturalisasi skuad Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika kami menyesuaikan posisi berbagai pemain, kami dapat memiliki lebih banyak waktu dengan bola." Demikian kata Mitoma seperti dikutip Bolasport.com (14/11). 

Fakta tersebut membuka pandangan yang jelas bahwa dalam pertandingan yang dijalani skuad Garuda sejauh ini masih banyak masalah yang harus dibenahi oleh coach Shin Tae yong. 

Pernyataa Mitoma sebelum laga berlangsung antara Indonesia lawan Jepang semakin menegaskan bahwa prediksinya itu menjadi kenyataan. 

Terlihat dalam laga pada malam itu Skuad Samurai Biru benar-benar menguasai bola dengan koneksi yang telah dibangun dengan baik sejak bertahun-tahun. 

Bandingkan dengan Timnas Indonesia, pemain-pemainnya yang sebagian besar diperkuat pemain keturunan yang berkompetisi di Eropa, masih belum memiliki kekompakkan karena mereka belum lamaberada dalam sebuah tim.  

Kerja sama tim menjadi hal yang sangat penting dalam mebnagun sebuah tim. Wajar saja pada saat para pemain yang belum lama bergabung akan menimbulkan kendala dalam hal kerja sama tim. 

Bahkan malam itu dalam laga menghadapi Jepang, Kevin Diks, pemain keturunan yang baru saja menjadi WNI mendapatkan momen melakukan debutnya. 

Kevin yang bermain di FC Copenhagen Denmark harus menyeseuaikan diri dengan suasan timnas Indonesia untuk pertama alinya bermain bersama. Sudah pasti membutuhkan masa penyesuaian yang tidak mudah hanya dalam waktu yang singkat. 

Hal ini menjadi problem yang harus dipecahkan oleh coach Shin. Benar apa kata Mitoma bahwa Tmas Jepang lebih baik kerja sama tim mereka karena sudah lama bergabungnya pemain-pemain mereka. 

Blunder Pemain Belakang 

Masalah blunder pemain-pemain belakang Timnas Garuda termasuk kiper menjadi faktor yang penting yang harus segera dibenahi. Hal itu karena blunder sangat merugikan tim yang mengakibatkan gawang kebobolan sehingga berujung kekalahan. 

Dalam laga melawan Jepang, blunder kiper Maarten Paes yang salah menumpan bola sehingga berakibat terjadinya gol yang dicetak oleh Hidemasa Morita pada menit ke-49 babak kedua. Gol ini langsung menurunkan mental skuad Garuda karena tertinggal 3 gol.

Maarten Paes juga melakukan blunder saat menghadapi Arab Saudi di Jeddah pada Oktober yang lalu yang berujung hukuman penalti. Untung saja Paes berhasil menggagalkan tembakan penalti Arab Saudi. 

Saat Timnas Garuda berkunjung ke China, Shyane Pattynama melakukan blunder ketika bola yang ingin diamankan berhasil dicuri pemain China yang berujung gol pertama China saat itu. 

Banyak momen blunder para bek-bek skuad Indonesia. Selain Paes dan Pattynama, Justin Hubner, Jordi Amat dan Elkan Baggott juga melakukan blunder yang berakibat kebobolan gawang Timnas Indonesia.    

Lini Belakang Kehilangan Fokus 

Bicara lini belakang Garuda kehilangan fokus adalah saat bertanding melawan Bahrain saat Garuda sedang unggul 2-1, tetapi berhasil disamakan menjadi 2-2 pada masa injury time. 

Momen yang menjadi kontroversial pada saat itu di mana masa tambahan waktu 6 menit molor menjadi lebih dari waktu 96 menit sehingga terjadilah gol Bahrain menyamakan kedudukan menjadi 2-2. 

Jika saja para pemain-pemain kita tetap fokus mempertahankan kemenangan dengan mengabaikan waktu tambahan yang molor, maka bisa jadi tidak ada gol penyama kedudukan. Namun akibat kehilangan fokus tersebut mengakibatkan terjadinya gol yang tidak diharapkan. 

Lini Depan yang Mandul 

Skuad Garuda sampai saat ini belum memiliki seorang striker yang tajam dalam mencetak gol. Rafael Strucik, Ragnar Oratmangoen yang selalu diberikan kepercayaan sebagai pemain depan masih belum menunjukkan kapasitasnya sebagai penggedor gawang lawan. 

Sebenarnya baik Strucik dan Oratmanoen adalah pemain yang berposisi asli sebagai winger bukan sebagai striker murni. Timnas Garuda sejauh ini hanya memiliki striker murni Dimas Drajad dan Ramadhan Sananta. Namun mereka jarang diturnkan oleh coach Shin Tae yong. 

Problem striker murni yang bisa diandalkan sebagai predator dalam membobol gawang lawan ini harus segera dicarikan solusinya. Kabar terakhir, Erick Thohir sudah bertemu dengan Ole Romeny yang diharapkan bisa menjadi solusi probelm striker murni skuad Garuda. 

Ole Romeny adalah penyerang asal klub FC Utrecht di Liga Belanda dan telah mencetak dua gol dari delapan penampilan pada musim 2024/2025. 

Performanya secara keseluruhan memiliki kontribusi pada klubnya adalah Ole telah mencatatkan 190 pertandingan di level klub dengan torehan 41 gol dan 15 assist. Itu adalah catatan yang sangat impresif. 

Semoga kehadirannya bisa menjadi jawaban yang tepat untuk menyelesaikan problem kemandulan skuad Timnas Indonesia dalam laga-laga selanjutnya. 

Bagaimanapun coach Shin Tae yong harus bekerja keras membenahi skuad asuhannya. Laga terdekat adalah menghadapi Arab Saudi di Stadion GeloraBung Karno, Selasa (19/11/24) mulai pukul19.00 WIB. Laga ini bukan wajib menang tapi haram kalah. 

Bravo Merah Putih @hensa17. 

***** 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun