Akhirnya perjuangan tidak kenal lelah itu berhasil. Untuk pertama kalinya cabang Bulutangkis termasuk ke dalam cabang olah raga resmi Olimpiade pada tahun 1992 di Barcelona. Â
Bagaimana jejak Susi Susanti dalam mengukir prestasi di ajang Olimpiade? Susi Susanti merupakan pemain bulu tangkis tunggal putri Indonesia yang meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 dan medali perunggu Olimpiade Atalanta 1996.Â
Selain Susi, saat itu tunggal putra Indonesia, Alan Budikusuma juga meraih emas dan Ardy Wiranata meraih medali perak dan Hermawan Susanto meraih medali perunggu.Â
Perjuangan Susi Susanti untuk meraih emas Olimpade Barcelona harus melewati rintangan tidak ringan. Susi harus melewati hadangan pemain-pemain top China, Huang Hua di semi final dan Korea Selatan, Bang Soo- hyun di final.Â
Pada babak semi final Susi Susanti berhasil menundukkan Huang Hua dengan skor 11-4 dan 11-1. Sedangkan pada partai puncak final memperebutkan emas, Susi menang atas Bang Soo-hyun dengan rubber games, 5-11, 11-5 dan 11-3.Â
Persaingan tunggal putri saat itu menyajikan sebuah kompetisi yang ketat dengan pemain-pemain seperti Tang Jiuhong, Huang Hua, Ye Zhaoying dari Tiongkok, dan Bang Soo-hyun dari Korea. Mereka adalah lawan-lawan tangguh bagi Susi Susanti.Â
Di antara pemain putri dunia saat itu, Susi Susanti dikenal sebagai pemain bertahan yang sangat kokoh. Kemampuan pertahanannya sangat sulit ditembus lawan.Â
Bahkan kemampuan bertahannya bagi Susi sekaligus sebagai senjata untuk menguras stamina lawan dan memancing kesalahan permainan mereka.Â
Gaya permainan Susi Suanti bertolak belakang dengan sebagian besar pemain wanita papan atas pada masanya, seperti Bang Soo-hyun, Tang Jiuhong, Huang Hua, dan Ye Zhaoying, yang lebih agresif menyerang dengan permainan cepat.Â
Dalam sejarah bulutangkis Indonesia, sosok Susi Susanti adalah satu-satunya tunggal putri yang mampu mengawinkan gelar juara Olimpiade dengan juara All England.Â