Gadis berkulit kuning langsat itu tersenyum ke arah Bayu membuat pemuda itu terpesona menatap gadis peranakan Tionghoa tersebut.Â
Rambutnya dibiarkan tergerai sampai bahunya. Gadis ini berpakaian tradisonal Tiongkok yang bernama Hanfu.Â
Pakaian adat berbahan sutera ini sudah berusia 4000 tahunan. Takjub memandang gadis lembut berpakaian tradisional Tionghoa itu, Bayu hanya tertegun.Â
"Tuan tertidur di sini. Maaf saya bangunkan," Suara lembut Gadis Mandarin yang menawan, tinggi langsing. Bayu tidak mampu berkata sepatah katapun. Pemuda itu terbangun pada dini hari yang udaranya mulai terasa dingin.Â
Bayu hanya menatap tajam mengagumi kecantikan gadis di depan matanya. Namun hanya beberapa saat saja pemuda itu bisa memandang kecantikan gadis itu, tetiba terdengar pintu gerbang Vihara didobrak dengan kasar.Â
Para serdadu Kompeni itu berhamburan masuk. Bayu terkejut dan heran mereka bisa tahu bahwa dirinya ada di Vihara itu.Â
Namun yang lebih membuat pemuda itu lebih terkejut lagi adalah gadis Tionghoa itu tidak merasa ketakutan. Dia hanya tersenyum memandang para serdadu Kompeni itu.Â
"Ada apa-tuan-tuan datang ke Vihara Suci ini dengan cara biadab?" Tanya Gadis itu. "Nona sebaiknya Anda minggir. Serahkan pemberontak itu sekarang juga!" Perintah salah satu Serdadu yang tampaknya sebagai Pimpinan mereka.Â
Mendengar perintah itu, Gadis itu hanya tersenyum sambil memandang ke arah Bayu. "Dia teman saya. Langkahi dulu mayat saya jika ingin mengambilnya!" Suara gadis itu tegas dan ketus.Â
Adegan berikutnya membuat Bayu terperangah ketika puluhan serdadu terpental mengerang kesakitan menerima pukulan lembut Gadis itu hanya dengan dua gerakan saja.Â
Gerakan Si Cantik itu sangat gemulai tetapi mematikan. Itu menurut Bayu adalah ilmu silat dengan memanfaatkan tenaga lawan untuk menyerang. Ilmu yang sudah langka dimiliki para jawara.Â