Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Namanya Euis

8 Juni 2024   23:07 Diperbarui: 8 Juni 2024   23:07 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun hanya sebentar menjenguk Ibu tapi aku merasakan ketenangan hati dan optimis dengan kesehatannya yang trus semakin membaik. 

Lumayan hampir seharian menemani Ibu di Ruang Rawat itu. Baru selepas Isya aku harus kembali menuju Desa Conggeang tempat dimana aku menjalani program KKN. 

Menggunakan Bus jurusan Cirebon dari Cicaheum, lalu turun di pertigaan Legok. Dari sini menggunakan Angdes untuk menuju Desa Conggeang. 

Aku melihat masih ada satu Angdes sedang menunggu para penumpang. Ada 5 penumpang di dalam dan aku adalah penumpang yang ke-6. 

Tanpa sadar aku menoleh ke arah sebuah Mini Market di seberang jalan. Seorang gadis masih dengan pakain seragam birunya, terlihat bergegas menghampiri Angdes. 

Aku terkejut ternyata gadis itu yang tempo hari bertemu di Angdes ini. Oh Tuhan akhirnya aku bertemu dia lagi. Kali ini aku tidak boleh kehilangan kesempatan untuk berkenalan. 


Mungkin karena hari sudah larut hampir jam 9 malam, Angdes mulai bergerak menuju Desa Conggeang. Satu persatu penumpang turun kini hanya tinggal aku dan gadis itu. 

Angdes itupun tiba di pojok alun-alun dimana ada gang tempat aku mondok, tapi aku tidak turun di sana. Aku masih duduk bersama gadis itu. 

Angdespun terus melaju ke arah Buah Batu melewati batas Desa Conggenag. Hanya beberapa puluh meter dari batas Desa, Gadis itu memandangku sambil bergumam. "Aku turun di sini!" Kata gadis cantik itu setengah berbisik. 

"Stop Pak!" Seruku. Akupun turun bersama gadis itu lalu membayar ongkos. "Mas ini kelebihan." Kata Pak Sopir. 

"Untuk dua orang Pak." Aku lihat Pak Sopir terheran-heran dengan kalimatku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun