Gadis manja itu sudah menungguku di teras rumah pondokannya. Stefani menyambutku dengan wajah galau.Â
"Fani! Ada apa ini?"Â
"Hen! Selama ini yang aku takutkan terjadi juga."Â
"Apa yang kamu takutkan?"Â
"Leo sudah menembakku!" Kata Stefani sambil menatapku tajam. Aku terkejut mendengar pejelasanya. Ternyata benar yang dikatakan Alan.Â
"Lalu kamu sendiri bagaimana?" Mendengar pertanyaanku ini, Stefani hanya tertunduk. Kini aku yang merasa galau. Jangan-jangan Stefani sudah membalas cinta Leo.Â
"Aku menolaknya!" Tegas Stefani Tan. Aku menarik nafas lega rasanya plong berarti masih ada harapan.Â
Tidak terasa program-program KKN sudah rampung semua. Acara perpisahan di Kantor Desa berlangsung dengan penuh haru.Â
"Hendarno!" Suara Stefani melamaikan tangannya memanggilku. Aku menghampirinya. Stefani menyambutku dengan senymnya. Di sampingnya ada seorang pria berusia lebih tua dariku.Â
"Hen! Kenalkan ini tunanganku. Bulan depan kami akan menikah. Kamu datang ya!" Aku menjabat erat tangan pria tunangan Stefani Tan.Â
Kini baru aku sadar kenapa Stefani menolak cinta Leo Sinaga. Aku juga baru sadar ternyata hingga KKN ini berakhir yang kutemukan di jerami padi itu hanya jamur merang, bukan cintaku yang hilang.Â
@hensa17.Â