Aku mengisi banyak hari-hari bersama Stefani dalam kegiatan KKN di Desa Cilengsi itu. Bagaimana dengan Leo? Ternyata pemuda ganteng ini masih belum menyerah. Hubungan dengan Leo yang satu pondokan berempat, tidak ada ganjalan.Â
Stefani sendiri menginap di rumah Kepala Desa, karena dia wanita tidak bareng dengan pondokan mahasiswa pria yang lain.Â
Aku salut dengan kegigihan Leo untuk merebut hati Stefani Tan. Tentu saja aku tidak mencegah Leo untuk tetap berusaha merebut hati Stefani.Â
Sebenarnya aku hanya merasa yakin, Stefani akan menolak cinta Leo.Â
"Jangan terlalu yakin Bro." Kata Alan Erlangga, sobatku sejak SMA dulu yang selalu setia.Â
Alan yang juga tahu kisah cintaku yang kandas dengan Erika, selalu memberikan semangat padaku.Â
"Alan tenang saja. Aku tahu betul siapa Stefani."Â
"Hen! Bagaimanapun kamu jangan keduluan Leo untuk menembak dia." Saran Alan. Aku hanya tersenyum mendengar saran Alan.Â
Sejak dialog itu, hari-hari berlalu hingga pekan ke-7 ini aku masih belum sempat mengutarakan isi hatiku. Kendati setiap hari aku selalu bersama Stefani.Â
Malam itu aku baru selesai memanen jamur merang untuk yang ketiga kalinya. Baru saja selesai mandi dan berganti pakaian, tetiba ada notifikasi dari ponselku.Â
Stefani kirim pesan ingin bertemu malam ini juga. Aku ditunggu di pondokannya. Aku segera bergegas sampai lupa berpamitan kepada Alan. Ini pasti ada hal yang penting sekali.Â