Mungkin tidak ada cintaku di sana, yang jelas ada dalam tumpukan jerami di depanku ini adalah jamur merang, bukan cintaku yang hilang. Entah kemana aku harus mencari kembali cintaku yang hilang itu.Â
Namun ada satu hal yang mebuatku bertanya, kenapa sejak beberapa hari ini aku selalu memikirkan tentang Stefani Tan?Â
Apakah karena hampir setiap hari aku selalu bersamanya. Hal itu memungkinkan karena sebagai Ketua Tim KKN tugasku harus memantau setiap program yang dikerjakan oleh semua anggota tim.Â
Walaupun faktanya waktuku selalu tersita oleh permintaan Stefani agar selalu menemaninya kemanapun dia pergi. Gadis manja ini malah terang-terangan tidak mau diganggu oleh Leo yang terus berusaha melakukan pendekatan.Â
Seperti sore itu dari Kantor Desa, Stefani baru saja selesai mengumpulkan data mengenai kependudukan yang berkaitan dengan angka kelahiran dan kesehatan Ibu hamil.Â
"Ayo Hen! Aku sudah selesai." Ujarnya. Aku yang sedari tadi berada di ruang tunggu Kantor Desa segera beranjak dari kursi.Â
Diam-diam aku perhatikan gadis cantik berkulit bersih ini. Postur tubuhnya yang semampai enak dilihat. Rambutnya dibiarkan terurai sampai dengan bahunya menambah kesan anggun. Â
"Hai Hendarno! Kamu kok memandangku seperti itu?" Aku baru tersadar kalau tadi terlalu lama memandang Stefani saking terpana pada kecantikan gadis oriental ini.Â
"Eh nggak kok. Aku cuma melihat ada bintang sinetron Drakor di depanku." Candaku.Â
"Ah ngawur kamu!" Kata Fani tertawa kecil terlihat senang, sambil tangannya mencubit perutku. Aku hanya mengaduh karena kaget.Â
Kedekatan dengan Stefani semakin erat. Entah apa yang terjadi seakan aku sudah menemukan kembali cintaku yang hilang.Â