Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasib Tragis Sebuah Cerpen

12 November 2023   15:54 Diperbarui: 25 Mei 2024   18:34 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh kenangan sangat indah. Seharusnya bisa kujadikan menjadi sebuah Cerpen.

Ternyata masih juga aku tidak mampu merangkainya menjadi kata apalagi kalimat dalam sebuah Cerpen.

Lonceng jam dinding di ruang tengah berbunyi Tiga kali. Hujan gerimis yang sejak siang tadi turun membasahi bumi Bogor, sore hari ini sudah mulai reda.

Rupanya sudah hampir dua jam aku menghadapi laptop, tetapi masih juga jari-jariku belum mampu menekan sebuah hurufpun pada papan keyboard itu.

Tiba-tiba ponselku berdering. Aku mengangkat ponsel, rupanya Melati.

"Mama!" Suara Melati di seberang. "Ya Mela!" Sambutku. 

"Tentu Mama masih ingat hari ini tepat hari temu tahun kesepuluh wafat Papa. Nanti Mela jemput Mama, kita berziarah ya." Ya Allah benar hari ini hari ulang tahun berpulangnya suamiku.

Selanjutnya aku tidak mendengar lagi yang dikatakan Melati. Aku hanya termenung mengenangnya.

Tepat 10 tahun yang lalu, Satrio Wibowo meninggal. Aku belum pernah merasa kehilangan seperti saat ini. Aku sangat merindukannya.

Rasanya seperti baru kemarin. Selorohnya, canda-candanya, kesabarannya, ketabahannya, ketangguhannya, lapang dadanya, maafnya, senyumnya, cerianya dan ketulusan cintanya.

Untuk pertama kali dalam hidupku kerinduanku kepadanya adalah kerinduan yang sangat lengkap, sempurna, tidak tergantikan.

Aku tidak tahu, mengapa kerinduan ini juga tidak pernah berhasil kurangkai menjadi sebuah Cerpen. Entahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun