Belanda terlambat untuk bangkit menyelesaikan tugas utama mereka meraih Piala Dunia tahun 1974 tersebut. Mereka baru sadar dengan ketelodorannya, ketika pada babak pertama hanya bermain-main dengan bola usai unggul satu gol atas Jerman.
Belakangan sosok penyerang Belanda asal Ajax, Johnny Rep memberikan kesaksiannya tentang kesalahan skuad Belanda saat final menghadapi Jerman tersebut.
“Kami ingin mengolok-olok mereka. Kami tidak berpikir tentang itu tapi kami melakukannya, mengoper-oper bola tanpa tujuan,” kata Johnny Rep, seperti dilansir situs resmi FIFA.com (3/2/18).
“Kami lupa mencetak gol kedua. Ketika Anda melihat rekaman video laga itu, bisa dilihat para pemain Jerman makin lama makin marah. Itu kesalahan kami. Akan jauh lebih baik kalau yang mencetak gol pertama itu Jerman Barat,” lanjutnya.
Saat itu ada yang berpendapat bahwa hal itu dilakukan para pemain Belanda karena mereka masih mengingat bagaimana kekejaman nazi saat melakukan operasi militer ke negeri Belanda.
Namun bagaimanapun momen final tersebut hingga saat ini menjadi momen terbaik penampilan Belanda dengan menerapkan total football nya. Johan Cruyff ibarat dirijen dalam orkestra total football ala Belanda.
Cruyff ini adalah kepanjangan tangan dan pikiran dari sosok pelatih Belanda, Rinus Michels. Filosofi sepak bola total football diperankannya dengan baik di lapangan bersama skuad Belanda sepanjang Piala Dunia tahun 1974.
Sebelum lolos ke final Total Football Belanda membuat negara-negara ini menjadi korban mereka. Argentina mereka kalahkan dengan 4-0 dan juara bertahan Piala Dunia 1970, Brasil dengan skor 2-0.
Bisa kita bayangkan saat itu performa tim Orange menghadapi lawan-lawan mereka. Sungguh romantisme total footbal yang sangat mengesankan.
Apakah pada Piala Dunia Qatar 2022 ini Belanda akan bangkit seperti yang pernah mereka lakukan pada ajang dunia ini beberapa tahun lalu? Kita tunggu saja di Qatar nanti.