Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hukuman FIFA antara Ya dan Tidak

4 Oktober 2022   12:53 Diperbarui: 4 Oktober 2022   15:27 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hukuman FIFA mungkin saja terjadi atas Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan tewasnya para suporter Aremania sebanyak 125 orang. Tragedi yang menjadi peristiwa menyedihkan bagi dunia sepak bola Indonesia bahkan Dunia. 

Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang melibatkan bentrokan aparat keamanan dengan para suporter klub Arema. 

Hal itu terjadi akibat kekecewaan karena tim kesayangan mereka kalah 2-3 dari Persebaya.

Mereka bentrok menghadapi aparat Kepolisian yang bertugas mengamankan laga tersebut dan mencegah suporter masuk lapangan.

Aparat terus berupaya menghalau para suporter dengan gas air mata yang justru menjadi blunder. 

Karena upaya ini justru membuat para suporter panik bahkan ada yang pingsan karena sesak nafas sehingga banyak korban berjatuhan. 

Menurut regulasi yang berlaku, FIFA tidak mengizinkan penggunaan gas air mata dalam pengamanan satu pertandingan sepak bola.

Oleh karena itu sangat wajar jika saat ini ada ketakutan sepak bola Indonesia bisa terkena sanksi FIFA. 

Kemudian hal tersebut bisa juga berpengaruh pada posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Apalagi tragedi Kanjuruhan ini yang membuat korban jiwa sebanyak 125 orang, terbanyak kedua dalam tragedi kerusuhan sepak bola di Dunia.

Tragedi kerusuhan sebelumnya yang paling memilukan terjadi pada 24 Mei 1964, di Estadio Nacional, Lima, Peru.

Korban kematian saat itu berjumlah 328 orang adalah korban tewas terbesar dalam kerusuhan sepakbola di Dunia.

Namun berkaca dari insiden-insiden sebelumnya, rasanya sepak bola Indonesia memiliki peluang tidak terkena sanksi dari FIFA. 

Mari kita lihat beberapa kerusuhan sebelum tragedi Kanjuruhan ini terjadi dan sanski apa saja yang mereka terima dari FIFA. 

1. Tragedi Port Said Stadium

Insiden serupa yang terjadi sebelumnya tidak selalu berbuntut sanksi FIFA. Sebagai contoh peristiwa terdekat yang terjadi pada tahun 2012 di Mesir. 

Saat itu ada tragedi sepak bola yang mengakitbakan tewasnya 74 orang suporter. 

Dalam laga kompetisi Liga Premier Mesir antara tuan rumah Al Masry dan tamu mereka Al Ahly di Port Said Stadium.

Pertandingan berkesudahan 3-1 untuk kemenangan tuan rumah, Al Masry. 

Namun begitu wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir, terjadilah kerusuhan berdarah.

Seusai laga itu, seluruh pendukung al-Masry memburu para suporter al-Ahly. 

Bersenjatakan pisau mereka menyerang secara membabi-buta sehingga menewaskan 74 orang korban.

Tragedi berdarah tersebut justru tidak menyebabkan hukuman dari FIFA. 

Padahal kerusuhan tersebut akibat bentrokan antar suporter kedua klub. 

2. Tragedi Heysel dan Hillsborough

Pada tahun 1985 tragedi di Stadion Heysel, Brussels Belgia saat final Liga Champions antara Liverpool dan Juventus, terjadi kerusuhan yang memakan 39 orang korban jiwa. 

Atas kejadian tersebut, Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) menjatuhkan hukuman larangan bermain bagi seluruh klub Inggris di ajang kompetisi Eropa.

Keputusan UEFA ini kemudian diperkuat oleh FIFA dengan keputusan larangan klub-klub Inggris berlaga di kancah International selama 5 tahun. 

Pada tahun 1989 tragedi yang mirip yaitu terjadinya kerusuhan suporter dalam semi final Piala FA yang mempertemukan Liverpool dan Nottingham Forest.

Orang menamakannya Tragedi Hillsborough adalah peristiwa kerusuhan fans di stadion yang melibatkan suporter Liverpool setelah kerusuhan dalam tragedi Heysel pada tahun 1985. 

Peristiwa tersebut mengakibatkan 96 orang meninggal dunia yang semuanya adalah pendukung Liverpool. 

Jumlah korban meninggal tersebut tercatat sebagai jumlah tertinggi dalam sejarah sepakbola Inggris. 

Setelah menunggu puluhan tahun, tragedi tersebut berhasil menerima keputusan final. 

Berdasarkan hasil penyelidikan dinyatakan bahwa kelalaian ada di pihak kepolisian. Sejauh ini sanksi dari FIFA tidak pernah terjadi. 

3. Tragedi Kanjuruhan

Saat ini Pemerintah tengah melakukan investigasi atas kejadian kerusuhan di Kanjuruhan. Investigasi independen ini untuk menentukan siapa pihak yang harus bertanggung jawab.

Pemerintah telah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin Menko Polhukam Mahfud MD.

Dalam tim tersebut terdapat mantan pengurus PSSI Nugroho Setiawan dan legenda Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto sebagai anggota. 

Tentu saja Tim Investigasi Pencari Fakta ini sudah mulai bekerja dengan berpedoman pada waktu yang sudah ditargetkan agar hasilnya sudah bisa memberikan titik terang. 

Sambil menunggu tim tersebut bekerja, PSSI masih tetap secara intens berhubungan dengan pihak AFC dan FIFA. 

Mereka juga melakukan sidang di Komisi Displin untuk menentukan arah kebijakan pasca kerusuhan. 

Berkaca pada kejadian-kejadian seperti uraian di atas, dari tiga tragedi tersebut hanya tragedi di Stadion Heysel, Brussels yang berujung pada hukumnan UEFA dan FIFA terhadap klub-klub Ingris. 

Pertanyaannya apakah kerusuhan yang terjadi di Kanjuruhan akan berujung juga dengan hukuman AFC dan FIFA?

Apalagi kejadian  tersebut memperlihatkan adanya pelanggaran regulasi FIFA dengan penggunaan gas air mata dalam mengamankan kerumuanan suporter. 

Presiden FIFA sendiri sudah menegaskan bahwa regulasi yang berlaku adalah melarang penggunaan gas air mata dalam mengamankan pertandingan. Apakah ini indikasi FIFA akan menjatuhkan sanksi kepada Indonesia? 

Saat ini akhirnya kita hanya bisa menunggu apa yang akan menjadi keputusan AFC dan FIFA menyikapi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Bravo Merah Putih. 

Salam bola @hensa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun