Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Petaka" Liverpool di Stadion Diego Armando Maradona

8 September 2022   04:04 Diperbarui: 8 September 2022   13:41 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liverpol kalah 1-4 dari tuan rumah Napoli di fase grup A Liga Champions (Foto UEFA.com). 

Liverpool harus menempuh jalan terjal untuk menjalani kompetisi Liga Champions tahun ini. Mereka berada di grup A bersama Napoli, Ajax dan Rangers. 

Pada langkah pertama saja The Reds harus mengalami ujian berat di Stadion Diego Armando Maradona Naples ketika berhadapan dengan tuan rumah Napoli. 

Skuad asuhan Juergen Klopp akhirnya harus menerima kenyataan kalah 1-4 dari Napoli. Bahkan hingga turun minum The Reds sudah tertinggal 0-3. 

Sebenarnya pada babak pertama Liverpool bisa saja kebobolan 5 gol. Dua gol tambahan dari Napoli harusnya mereka dapatkan dari sebuah tembakan penalti yang gagal dan satu tembakan yang terblokir bek Liverpool. 

Banyak faktor yang menjadi sebab dari kekalahan Liverpool dalam laga perdana ini. Paling tidak ada 3 faktor yaitu lini belakang yang longgar, gelandang yang kehilangan kreativitas dan lini depan yang mandul. 

  • Lini Belakang Kropos 

Salah satu kelemahan lini belakang Liverpool malam itu adalah duet bek tengah mereka. BaikVirgil van Dijk maupun Joe Gomez tidak bermain pada performa terbaik mereka. 

Beberapa kali duet bek tengah ini selalu kalah berduel dengan striker tunggal Napoli, Victor Osihmen dan gelandang Zambo Aguissa. 

Van Dijk dua kali kalah duel dengan Victor Osihmen. Pertama ketika dia menempel ketat lari striker Napoli ini. Berhasil menghindarkan dari kebobolan gawang Alisson, tetapi menghasilkan pelanggaran yang berbuah penalti bagi Napoli. 

Untungnya Alisson berhasil menggagalkan penalti Osihmen sehingga Napoli masih unggul 1-0 dari tenadngan penalti pada menit ke-5 hasil tembakan Piotr Zielinski. 

Momen kedua Van Dijk juga keteteran menghadang lari dari Victor Osihmen. Striker bongsor ini bebas berhadapan dengan Alisson lalu bola disodorkan kepada Zielenski di tengah area penalti. Untung saja Van Dijk sudah ada di sana melakukan blokir pada tembakan Zielinski. 

Sedangkan Gomez dua kali gagal menghentikan pergerakkan gelandang Zambo Aguissa yang berbuah dua gol untuk Napoli. Selain duet bek tengah, juga full back mereka yang sering terlambat kembali ke posisi mereka setelah turut menyerang. 

Baik Alexander Arnold maupun Robertson sudah kehilangan stamina mereka dalam menjaga kedalaman pertahanan Liverpool. Mereka selalu melakukan transisi yang terlambat sehingga membuka ruang di area pertahanan. 

Pelatih Liverpool, Juergen Klopp sendiri mengakui dengan jujur bahwa lini pertahanan skuad asuhannya bermain buruk. Usai laga tersebut, Klopp mengemukakannya seperti dilansir BT Sport (7/9). 

Menurutnya, dua gol dari Giovanni Simeone dan Piotr Zielinski yang membobol gawang Alisson tidak perlu terjadi jika duet bek tengah Liverpool bermain solid. 

Saat itu Simeone tinggal menceploskan bola ke gawang yang kosong memaksimalkan assist dari Khvich Kvaratskhelia. Zielinski juga dengan mudah mencetak gol ke-4 Napoli karena kelengahan bek-bek Liverpool. 

  • Lini Tengah Minim Kreatif 

Trio lini tengah yang turun pertama adalah James Milner, Harvey Elliot dan Fabinho. Mereka sudah maksimal bermain dengan terus berupaya mengalirkan bola untuk menyerang. 

Namun beberapa kali umpan-umpan Fabinho dan Elliot harus membentur pemain gelandang Napoli. Begitu pula Milner selalu terlambat kembali menutup area pertahanan untuk membantu bek-bek Liverpool. 

Trio ini juga seakan kehilangan kreativitas dalam menyerang sehingga sangat mudah diantisipasi para bek Napoli. Kinerja para gelandang Liverpool malam itu kurang kreatif.  

James Milner dengan usia sudah 36 tahun memiliki keterbatasan fisik dan Klopp juga terpaksa menurunkannya hampir full time karena keterbatasan stok gelandang yang banyak mengalami cedera. 

Bahkan pada babak kedua ketika Thiago Alcantara dan Arthur yang masuk menggantikan James Milner dan Elliot, performa tidak semakin membaik. Mereka seakan selalu buntu menembus lini pertahanan Napoli. 

  • Lini Depan Mandul 

Trio Mohamed Salah, Roberto Firmino dan Luis Diaz tidak begitu mengesankan performa mereka. Banyak sekali peluang untuk mencetak gol tetapi semuanya tidak berhasil karena sentuhan akhir yang buruk. 

Dari sekian peluang tersebut hanya satu yang berbuah gol. Itupun berkat inisiatif daro seorang Luis Diaz yang membawa bola lalu menembak langsung dari luar kotak penalti Napoli. Inilah satu-satunya gol Liverpool. 

Darwin Nunez juga sudah masuk menggantikan Roberto Firmino. Begitu pula Diogo Jota yang baru saja sembuh dari cedera, masuk menggantikan Mohamed Salah.

Namun mereka tetap tidak mampu membuat gol untuk menghindarkan dari kekalahan memalukan ini. Parapenyerang Liverpool seolah kehilangan cara untuk membobol gawang Napoli. 

Pelatih Juergen Klop yang berada di pinggir lapangan hanya bisa garuk-garuk kepala sambil melepas topi yang dia kenakan. Hal tersebut telihat ketika kamera televisi sengaja menyorot momen langka tersebut. 

Mantan pemain Nasional Italia dan juga legenda AC Milan, Massimo Ambrosini merasa heran dengan performa Liverpool malam itu saat bertandang ke Napoli. 

Kepada situs resmi Liga Champions, UEFA.com (7/9/22) Ambrosini mengatakan : Napoli memiliki sikap yang tepat, mereka proaktif dan berani. Liverpool, di sisi lain, menunjukkan sikap yang dangkal. 

"The Reds tidak terbiasa dengan penampilan pada level ini, terutama di Eropa. Awal mereka musim ini, selain Community Shield, tidak membawa performa istimewa, tidak seperti tahun lalu, ketika mereka memenangkan semua enam pertandingan penyisihan grup Liga Champions." 

Benar apa yang dikatakan Ambrosini bahwa fakta berbicara hampir semua pemain Liverpool malam itu tidak bermain sesuai level mereka. 

Usai kekalahan ini, bagaimanapun Juergen Klopp memiliki pekerjaan rumah yang sangat banyak untuk membenahi Liverpool menghadapi laga-laga mereka di depan. 

Salam bola @hensa. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun