Begitu pula di lini pertahanan, Kapten Muhammad Iqbal Gwijangge sebagai bek tengah sangat tangguh mengantisipasi setiap serangan lawan. Terbukti lini belakang baru kebobolan 1 gol itupun dari titik penalti ketika bermain lawan Vietnam.Â
Kepercayaan Bima Sakti memberi ban kapten kepada bek 16 tahun itu dibayar dengan kepemimpinan yang solid dan tanggung jawab luar biasa. Pemain asal Papua ini memiliki visi bermain yang luar biasa.Â
Kendati demikian Myanmar tetap harus diwaspadai karena mereka memiliki organisasi permainan yang sangat rapi. Kerja sama secara kolektif tim yang berjuluk Singa Asia ini tidak bisa dianggap remeh.Â
Hal itu terbukti mereka berhasil mencetak 5 gol pada fase grup dan seluruh gol Myanmar dicetak oleh lima pemain yang berbeda. Artinya tidak ada pemain yang terlalu menonjol dalam hal membobol gawang lawan.Â
Namun ini juga berarti lini belakang Garuda Asia harus mewaspadai semua penyerang Myanmar secara kolektif. Apalagi mereka bermain dengan penuh semangat yang militan tidak kalah dari Vietnam.Â
Faktor Keuntungan bagi Timnas Garuda Asia
Faktor keungtungan sabagai tuan rumah adalah kehadiran suporter yang langsung hadir di Stadion Maguwoharjo Sleman. Mereka yang hadir akan memberikan dukungan yang membuat tim memiliki semangat lebih.Â
Selain kehadiran suporter di Stadion, faktor lain yang turut berpengaruh bagi Timnas Indonesia U16 adalah waktu istirahat yang lebih panjang dibandingkan Tim Myanmar.Â
Timnas Merah Putih memiliki waktu istirahat lebih lama yaitu tiga hari setelah terakhir bertanding melawan Vietnam pada Sabtu (6/8) yang lalu.Â
Sedangkan Tim Myanmar hanya bisa memulihkan kondisi fisik selama satu hari usai berlaga pada Senin (8/8) menghadapi Kamboja.Â
Dengan beristirahat lebih lama, skuad Garuda Asia bisa memanfaatkan stamina lebih bugar dibandingkan tim Myanmar yang hanya memiliki waktu pemulihan yang singkat.Â