Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Orang Bijak dan "Kebajikannya" dalam Labirin Menuju Titik Akhir

29 Juli 2022   08:19 Diperbarui: 29 Juli 2022   17:39 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka janganlah kita sampai kehilangan kesempatan untuk melakukan kebajikan untuk sesama hamba Tuhan. Jangan sampai kesia-sia an saja yang didapatkan.  

Lalu pertanyaannya sempatkah kita menanam kebajikan? 

Kebajikan adalah perbuatan luhur yang memiliki kualitas kebaikan secara moral. Kebajikan hanya mampu dilakukan oleh sosok yang memiliki karakter berbudi luhur. 

Kebajikan seorang hamba menggambarkan sosok rendah hati, ringan tangan dalam menolong, memiliki sifat sabar dan bersahaja. Selalu menghargai dan menghormati sesama hamba. 

Hamba Tuhan yang melakukan kebajikan, dialah yang berbuat kebaikan bagi siapapun bukan berbuat baik kepada sesama manusia saja tetapi juga kepada mahluk Tuhan lainnya. Sesama hamba Tuhan selalu menerima kenajikan darinya. 

Memahami kebajikan seharusnya kita juga harus mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menanam kebajikan sejak dini maka akan menuai Ridho Tuhan di kemudian hari bahkan mungkin langsung dibalasNya pada hari ini juga. 

Kebajikan yang ditunaikan hanya semata-mata berharap balasan dari Tuhan, maka itulah sebaik-baik kebajikan yang murni dilakukan hanya untuk Ridho Tuhan. 

Hanya orang Bijaklah yang selalu mampu menanam kebajikan. Bukan hanya menanam tetapi juga menyiraminya dengan penuh ketulusan agar kebajikan itu tumbuh dengan subur. 

Orang Bijak adalah orang yang berakal budi, sangat arif dan tajam dalam berpikir. Sifat bijak adalah karakter terpuji di hadapan Tuhan. Karena orang Bijak selalu menggunakan akal budinya dalam berbuat.

Menjadi bijak untuk kebajikan adalah pencapaian luar biasa sosok hamba Tuhan bagi sesamanya. Mekipun labirin rumit selalu hadir di depannya. Tidak menyurutkan tekad menuju tujuan yaitu Keridhoan Tuhan. 

Kebajikan adalah harga mati bagi hamba yang Bijak. Melakukan kabajikan baginya adalah ketaatannya kepada Tuhan semata, bukan karena hal-hal yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun