Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Orang Bijak dan "Kebajikannya" dalam Labirin Menuju Titik Akhir

29 Juli 2022   08:19 Diperbarui: 29 Juli 2022   17:39 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by iStockphoto

Sangat jelas dalam kehidupan ini tidak ada yang pasti. Hanya satu hal yang pasti yaitu perubahan, ketika detik demi detik mengubah waktu menjadi layu dan berlalu menjadi kenangan. Tidak pernah mampu dicegah perubahan waktu yang sudah kita lalui. 

Ketika sebuah tanya tersaji di hati, dari mana kita ada dan kemana kita tiada, maka di depan sudah terpampang labirin yang terbuka sudah siap untuk dimasuki. 

Perubahan itu pasti berjalan tiada henti dari hari ke hari dan hanya bisa berhenti saat kematian hadir di sisi kita. Ya kematian adalah kepastian yang benar-benar pasti dalam kehidupan ini. 

Itulah sebabnya orang Bijak selalu mengingatkan bahwa kematian adalah sebaik-baik nasehat. Tidak ada nasehat yang terbaik selain hadirnya kematian. Hanya orang cerdas yang dapat memahaminya. 

Berita kematian setiap hari seringkali kita dengar. Baik berita kematian dari kerabat dekat, keluarga atau orang lain yang tidak ada hubungan kekeluargaan. 

Inilah yang bisa kita gunakan sebagai nasehat terbaik. Bagi orang Bijak yang penuh dengan kebajikan maka kematian adalah impiannya yang sudah ditunggunya selama ini. 

Tuhan berfirman dan sudah memastikan bahwa sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu. 

Kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Sudah jelas dan fakta-fakta terbukti ada di depan kita. Hanya saja kita kadang lengah betapa hari-hari seperti merayap detik demi detik. 

Waktu begitu cepat lewat dari sisi kita hanya dengan kedipan mata. Menuju satu titik di ujung akhir yang sebenarnya yaitu akhir kehidupan. Jika satu hari lewat berarti hilang pula satu kesempatan. 

Maka janganlah kita sampai kehilangan kesempatan untuk melakukan kebajikan untuk sesama hamba Tuhan. Jangan sampai kesia-sia an saja yang didapatkan.  

Lalu pertanyaannya sempatkah kita menanam kebajikan? 

Kebajikan adalah perbuatan luhur yang memiliki kualitas kebaikan secara moral. Kebajikan hanya mampu dilakukan oleh sosok yang memiliki karakter berbudi luhur. 

Kebajikan seorang hamba menggambarkan sosok rendah hati, ringan tangan dalam menolong, memiliki sifat sabar dan bersahaja. Selalu menghargai dan menghormati sesama hamba. 

Hamba Tuhan yang melakukan kebajikan, dialah yang berbuat kebaikan bagi siapapun bukan berbuat baik kepada sesama manusia saja tetapi juga kepada mahluk Tuhan lainnya. Sesama hamba Tuhan selalu menerima kenajikan darinya. 

Memahami kebajikan seharusnya kita juga harus mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menanam kebajikan sejak dini maka akan menuai Ridho Tuhan di kemudian hari bahkan mungkin langsung dibalasNya pada hari ini juga. 

Kebajikan yang ditunaikan hanya semata-mata berharap balasan dari Tuhan, maka itulah sebaik-baik kebajikan yang murni dilakukan hanya untuk Ridho Tuhan. 

Hanya orang Bijaklah yang selalu mampu menanam kebajikan. Bukan hanya menanam tetapi juga menyiraminya dengan penuh ketulusan agar kebajikan itu tumbuh dengan subur. 

Orang Bijak adalah orang yang berakal budi, sangat arif dan tajam dalam berpikir. Sifat bijak adalah karakter terpuji di hadapan Tuhan. Karena orang Bijak selalu menggunakan akal budinya dalam berbuat.

Menjadi bijak untuk kebajikan adalah pencapaian luar biasa sosok hamba Tuhan bagi sesamanya. Mekipun labirin rumit selalu hadir di depannya. Tidak menyurutkan tekad menuju tujuan yaitu Keridhoan Tuhan. 

Kebajikan adalah harga mati bagi hamba yang Bijak. Melakukan kabajikan baginya adalah ketaatannya kepada Tuhan semata, bukan karena hal-hal yang lain.

Semoga kita mampu menjadi orang Bijak dengan kebajikan yang berlimpah persembahan untuk sesama hamba Tuhan. Aamiin. 

@hensa. 

#kebajikan mettasik

#maybank finance 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun