Mengikuti tiga turnamen BWF World Tour Super Series di Eropa, Gregoria Mariska selalu kandas di babak kedua. Beberapa netizen di media social sempat menjulukinya sebagi Ratu Babak Kedua.
Apakah itu merupakan gambaran bahwa kemampuan ilmu bulutangkis Jorji sudah mentok? Ataukah karena kelelahan karena mengikuti ajang badminton secara marathon?Â
Jika yang terakhir ini sebagai penyebab, kenapa para pemain Jepang seperti Akane Yamaguchi masih mampu meraih dua kali juara dalam dua turnamen di Denmark Open dan French Open.
Berarti factor stamina yang tidak mendukung performa Jorji sehingga tidak mampu mengimbangi pemain seperti Akane Yamaguchi. Wajar jika Jorji mengalami kekalahan sampai dua kali hanya dalam dua pekan.
Lalu bagaimana dengan dua kekalahan dari pebulutangkis Singapore Yeo Jia Min? Sebelum dua kekalahan ini, Jorji memiliki skor pertemuan 3-0 atas Yeo.
Melihat penampilan Jorji ketika berhadapan lawan Yeo, terlihat permainan agresif tunggal putri Singapore ini lebih mendominasi. Semakin terlihat pula daya tahan fisik Yeo jauh lebih unggul.
Terbukti selama dua gim permainan stamina pemain Singapore ini tetap bugar. Wajar dalam dua pertemuan tersebut, Jorji tidak mampu mengimbangi kemampuan fisik Yeo Jia Min yang berhasil mendikte permainan sesuai dengan taktik yang diinginkannya.
Dari segi taktik permainan di lapangan, Jorji tidak kalah dari taktik yang dimiliki Yeo Jia Min. Hanya saja untuk menerapkan pola permainan rally-rally panjang, tidak didukung oleh stamina yang cukup.
Faktor fisik ini sebenarnya sudah sejak lama harus menjadi perhatian pelatih fisik di Pelatnas. Selain berlatih dengan porsi yang sudah ditetapkan pelatih, pemain juga harus disiplin menjaga kebugarannya termasuk menjaga makanan yang dilarang seperti gorengan.
Lawan Perdana di Indonesia Masters 2021
Menjelang ajang Indonesia Masters 2021 yang akan dimulai pada 16 November 2021, Jorji sudah selayaknya mempersiapkan diri dengan baik. Jangan sampai para netizen kembali memberi julukan sebagai Ratu Babak Kedua.