"Baik Pak." Kata Solihin sambil mengangguk.
GM Prasaja akhirnya meninggalkan ruangan Kabag Pabrikasi diantar Solihin hingga ujung pintu.
Bagi Solihin, seorang Brotodewo adalah bukan sosok yang asing. Bertahun-tahun dia berhadapan dengan juragan tebu terkaya di area pabrik gula tersebut.
Solihin yang sudah lama berkecimpung dalam dunia pertebuan, sangat mengenal liku-liku mafia kebun tebu.
Bagaimana dia selalu menerima tekanan dalam pemilihan kebun yang harus didulukan tebunya untuk digiling.
Peran Brotodewo sangat sentral ditengah-tengah para petani tebu. Selain karena dirinya adalah Ketua Asosiasi Petani Tebu, tapi juga dia adalah orang yang memiliki area tebu terluas diantara para petani itu.
Solihin dan Karyono membawa seorang staf mereka dari bagian pabrikasi menghadap GM Prasaja Utama.
"Pak GM, ini Pak Karyono dan salah satu anggotanya yang menjadi saksi mata peristiwa tebu terbakar." Solihin memberikan keterangan di hadapan GM Prasaja.
"Oke ceritakan saja Pak Karyono!" Perintah Prasaja.
Karyono, wakil manajer pabrik ini bercerita sangat detail di dampingin anak buahnya. Bagaimana dia menangkap seorang pelaku pembakaran kebun tebu.
Setelah diinterograsi, pelaku itu adalah anak buah Brotodewo. Kesaksian yang sangat meyakinkan walaupun tanpa ada sebuah bukti yang mereka tunjukkan.