Proses pembuatan gula pasir yang sangat simpel dan tentu saja prosedur operasi baku yang sudah tersedia dengan akurat. Dengan menerapkan standar yang berlaku maka produksi gula pasir dapat dilakukan dengan menghasilkan produksi yang tinggi.Â
Sejarah Industri Gula sudah berlangsung sangat lama sekali yaitu sejak zaman penjajahan Belanda. Bahkan Pabrik-pabrik Gula yang saat ini beroperasi merupakan peninggalan masa kolonial Belanda.Â
Teknologi pembuatan gula pasir sendiri telah berlangsung sejak masa kolonial tersebut yang ternyata berhasil menorehkan tinta emas untuk industri gula Indonesia yang hingga kini mungkin belum bisa dicapai lagi.
Saat itu industri gula Indonesia (Hindia Belanda) telah berhasil mengantarkan sebagai salah satu negara pengekspor utama gula pasir terbesar di dunia setelah Kuba.
Periode emas ini berlangsung antara tahun 1928-1931 dengan jumlah produksi mencapai 3 juta ton gula yang dihasilkan oleh 179 Pabrik Gula (PG).
Pada awalnya produksi gula di Jawa mengalami peningkatan pesat setelah diperkenalkannya sistem tanam paksa pada tahun 1830.
Gula bersama dengan komoditi lain seperti nila dan kopi menjadi komoditi ekspor utama pada masa itu. Melalui sistem tanam paksa, petani yang daerahnya cocok untuk menaman tebu diperintahkan untuk menanam tanaman tersebut.
Tebu-tebu itu kemudian dikirimkan dengan harga yang telah ditentukan kepada pemborong kolonial yang akan memproses tebu itu menjadi gula untuk diekspor. Selain dijual kepada pemborong kolonial, tebu itu juga dijual kepada pabrik gula swasta.
Selama periode setelah berakhirnya tanam paksa, perekembangan industri gula dengan pabrik-pabrik yang dikelola swasta tetap beroperasi dengan baik.