Konon beritanya LM yang terkenal dipanggil bos Enzo oleh anak asuhnya, juga sebagai perantara sejumlah oknum artis yang bisa dipesan dalam jaringan prostitusi miliknya.
Jika demikian, maka kecil kemungkinan akan melibatkan Mikayla yang hanya seorang mahasiswi, tentu polisi akan memilih seorang artis yang dijadikan sebagai saksi.
"Fany. Jangan kuatir itu tidak akan terjadi. Kayla tidak akan dilibatkan." Kataku tegas.
"Tapi Mas. Dalam penggerebekan itu ada teman Kayla yang juga ditangkap. Kelihatannya Kayla sangat takut dilibatkan. Kayla takut keluarganya di Medan jadi tahu kejadian memalukan ini."
Aku mencoba tersenyum dan Tiffany hanya memandang senyumku penuh rasa risau. Wajar sebagai sahabat dekatnya, Tiffany merasa risau merasa galau dengan keadaan Mikayla.
Dihadapan Tiffany, gadis cantik berkulit putih bersih ini, aku berjanji akan memberikan dorongan semangat kepada Mikayla agar tetap tabah menghadapi ujian ini.
Sesungguhnya aku juga merasakan kekhawatiran tersebut. Karena dalam operasi di Hotel itu ada teman Mikayla yang juga terjerat.
Namun aku mencoba membuang pikiran yang tidak enak tersebut. Untuk lebih tenang mungkin aku harus menemui Mikayla di kediamannya, maka sore itu aku meluncur jalan Bali.
Rumah paviliun tempat Mikayla kost terlihat sepi. Aku membuka pintu pagar ternyata terkunci. Apakah Mikayla sedang tidak di rumah?
Sebaiknya aku kontak saja ponselnya. Berkali-kali hubungan ponsel itu tidak berhasil karena tidak aktif. Aku mulai merasakan hal-hal yang tidak enak tersebut muncul lagi.
Akhirnya aku menghubungi Tiffany. Ternyata benar, Mikayla ada di Bareskrim Polda tengah diminta keterangan sebagai saksi. Aku hanya berharap dia baik-baik saja dan kejadian ini menjadi pelepas bagi belenggu yang selama ini menghimpitnya.