"Aku tidak percaya. Sungguh aku tidak percaya," gumamnya sambil matanya tetap menatap langit-langit kamar itu.
"Tidak percaya bagaimana Om!?"
"Ternyata aku ini masih laki-laki," katanya lagi bergumam.
"Maksudnya?"
Kemudian aku lihat lelaki itu bangun dan duduk memeluk kedua lututnya. Akupun segera bangun sambil mengenakan pakaian sekedarnya untuk menutupi tubuh polosku. Lelaki itu menatapku.
"Kau tahu siapa aku sebenarnya?" Aku hanya terdiam kemudian diapun menjawab pertanyaannya sendiri.
"Aku adalah seorang Gay. Mempunyai pacar laki-laki tapi aku mempunyai seorang istri. Sudah lama aku ingin keluar dari jerat dunia homo ini," kata lelaki itu dan aku masih mendengarkan dengan seksama.
Aku lihat tatap matanya yang penuh dengan rasa sesal yang dalam karena terjerumus dalam dunia homo. Aku sendiri pernah hampir terjerumus ke dalam dunia itu ketika memiliki seorang sahabat seprofesi namun rupanya dia mempunyai kebiasaan lesbian juga.
Fenomena dunia hitam yang menjeratku selama ini selalu mengandung resiko ke arah itu. Untung saja aku selalu berhasil menghindar darinya setiap dia mengajakku bercinta. Kini di depanku ada seorang lelaki yang juga ingin keluar dari jeratan jijik dunia homo.
"Iya aku sudah lama ingin sembuh dan kembali kepada istriku. Aku hanya ingin tahu apakah aku ini masih seorang laki-laki saat mengajakmu bermain cinta," suara lelaki itu kembali mengutarakan kegundahannya.
"Om adalah seorang laki-laki perkasa," kataku polos. Aku sudah mengatakan yang sebenarnya karena aku bisa merasakan sendiri bagaimana dia menggauliku dengan keperkasaannya.