"Gimana kamu kenal orangnya?" Tanya Arga penasaran.
"Ternyata bukan cewek yang aku kenal." Kataku acuh tak acuh.
"Bener nih Hen. Bukan apa-apa. Kalau kamu kenal, bisa booking tanpa perantara. Harganya jadi miring." Arga tertawa.
Sobatku satu ini memang agak urakan. Mendengar istilah booking dan harga miring Arga sebenarnya telah merendahkan seorang wanita. Â Rasanya miris sekali itu terjadi pada Mikayla.
Pertemuan dengan Arga di Kantin Kampus pagi itu membawa info baru bahwa foto dalam ponsel itu adalah foto lama. Aku juga sekarang memiliki nomor kontak jaringan online Ayam Kampus.
Jangan berpikir "ngeres" dulu, aku mencatat nomor kontak itu hanya ingin memastikan bahwa Mikayla bukan termasuk Ayam Kampus. Caranya dengan berpura-pura memesannya.
Pagi ini usai sarapan bubur ayam di Kantin Kampus, aku bergegas menuju Rumah Sakit sebelum siangnya mengikuti kegiatan akademik spesialis penyakit dalam.
Fokus menjalani kegiatan hari ini dengan paripurna maka akupun merasa begitu banyak manfaat yang aku dapat hari ini. Terutama informasi tentang Mikayla.
Aku masih menggenggam ponsel sambil mencari nomor kontak jaringan Ayam Kampus. Setelah kutemukan lalu "klik" kusambung.
"Hallo!" Suara seorang lelaki menyambut telponlu.
"Mas Mikayla masih kosong?"