Sepagi ini Perpustakaan Pusat selalu ramai dengan para mahasiswa yang sibuk mencari literature untuk skripsi mereka atau thesis.
Sengaja aku mengambil meja agak ke dalam agar bisa fokus membaca dan mencatat informasi penting sebagai bahan makalahku. Pagi itu ada sekitar sepuluh pengunjung yang asyik membaca buku di meja mereka masing-masing.
Tetiba mataku tertuju pada seorang gadis yang duduk memunggungiku hanya berjarak dua meja dari mejaku. Aku sangat akrab dengan rambut panjangnya yang terurai di punggungnya. Perawakannya, kulit putihnya bak pualam.
Aku semakin berdebar ketika gadis itu menoleh ke arah yang berbeda, sehingga kini dapat kulihat wajahnya dengan sangat jelas. Benar. Dia adalah gadis itu. Aku harus berani menghampirinya, seperti pesan sahabatku, Fadli.
Entah ada keberanian darimana perlahan aku menghapiri gadis itu dan menyapanya. Dia tersenyum membalas sapaanku. Aku memperkenalkan diri dan dia juga menyebut namanya, Mikayla Angela.
"Panggil saja Kayla atau Lala!" Kata gadis cantik itu. Aku hanya mengangguk.
"Mas Hen kuliah di fakultas mana?"
"Saya di fakultas kedokteran. Kalau Kayla?"
"MIPA, program studi Kimia." Jawab Kayla.
Tidak lama kami mengobrol karena seorang lelaki datang menjemputnya. Aku perhatikan lelaki itu adalah orang yang menjemput Kayla dengan mobil mewah merk Eropa di Halte depan Kampus itu.
Kayla masih sempat memperkenalkanku dengan lelaki penjemputnya yang bernama Bramanto. Mereka pergi meninggalkanku dengan sejuta tanya di dada. Apakah Bramanto adalah kekasihnya?