Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kisah Cinta Jomlo Pesantren (2)

10 November 2020   15:57 Diperbarui: 18 Januari 2021   17:09 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepagi ini Perpustakaan Pusat selalu ramai dengan para mahasiswa yang sibuk mencari literature untuk skripsi mereka atau thesis.

Sengaja aku mengambil meja agak ke dalam agar bisa fokus membaca dan mencatat informasi penting sebagai bahan makalahku. Pagi itu ada sekitar sepuluh pengunjung yang asyik membaca buku di meja mereka masing-masing.

Tetiba mataku tertuju pada seorang gadis yang duduk memunggungiku hanya berjarak dua meja dari mejaku. Aku sangat akrab dengan rambut panjangnya yang terurai di punggungnya. Perawakannya, kulit putihnya bak pualam.

Aku semakin berdebar ketika gadis itu menoleh ke arah yang berbeda, sehingga kini dapat kulihat wajahnya dengan sangat jelas. Benar. Dia adalah gadis itu. Aku harus berani menghampirinya, seperti pesan sahabatku, Fadli.

Entah ada keberanian darimana perlahan aku menghapiri gadis itu dan menyapanya. Dia tersenyum membalas sapaanku. Aku memperkenalkan diri dan dia juga menyebut namanya, Mikayla Angela.

"Panggil saja Kayla atau Lala!" Kata gadis cantik itu. Aku hanya mengangguk.

"Mas Hen kuliah di fakultas mana?"

"Saya di fakultas kedokteran. Kalau Kayla?"

"MIPA, program studi Kimia." Jawab Kayla.

Tidak lama kami mengobrol karena seorang lelaki datang menjemputnya. Aku perhatikan lelaki itu adalah orang yang menjemput Kayla dengan mobil mewah merk Eropa di Halte depan Kampus itu.

Kayla masih sempat memperkenalkanku dengan lelaki penjemputnya yang bernama Bramanto. Mereka pergi meninggalkanku dengan sejuta tanya di dada. Apakah Bramanto adalah kekasihnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun