Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Selingkuh

24 September 2020   17:09 Diperbarui: 25 September 2020   20:40 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto Pixabay

Tadi saat aku menunggu di Bandara, Kinanti masih sempat telpon hanya sekedar mengucapkan selamat jalan tapi bagiku hal itu sangat berharga.

"Alan terima kasih sudah mau bertemu denganku dan memberiku semangat baru. Selamat jalan ya kabari aku jika sudah sampai Surabaya," kata Kinanti. 

Semua aku lakukan untuk Kinanti. Sekarang rasanya ada perasaan lega yang membuatku merasa tenang.

Mudah-mudahan demikian pula dengan Kinanti kembali menemukan dirinya, menemukan kedamaiannya, menemukan cinta sejatinya.

Dalam perjalanan pulang kembali ke Surabaya itu memang pikiranku penuh dengan Kinanti. Penerbangan pendek Bandung -- Surabaya hanya memakan waktu yang pendek juga namun dalam waktu yang pendek itu penuh dengan pikiran perjalanan panjang penuh liku saat-saat bersama Kinanti.

Sesampainya di Surabaya segera saja aku mengabari Kinanti.

"Alhamdulillah Kinan perjalanan lancar cuacanya juga bagus. Semoga juga hari ini menjadi hari baik bagimu," kataku.

"Bagiku tiada hari yang tidak baik semua hari adalah hari baik. Hari menjadi tidak baik ketika ada seseorang yang berbuat tidak baik," kata Kinanti berfilsafat.

"Ya sudahlah Kinan. Hari yang tidak baik itu sudah berlalu dan tidak mungkin kembali. Tetaplah tatap ke depan. Sesekali saja menengok ke belakang hanya untuk sekedar memperbaiki yang perlu diperbaiki," kataku.

"Oke Alan, aku suka kata-katamu. Persis yang dikatakan Listya tadi malam dia menelponku," kata Kinanti. Ternyata Kinanti juga sempat "curhat" kepada Listya.

"Oh ya, pasti Listya selalu memberimu semangat," kataku penasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun