"Sekarang Om Alan justru sedang di Bandung bahkan sedang di Kantin Fakultasmu," kataku.
"Ah jangan bercanda Om. Aku kepingin ketemu. Tunggu disitu ya Om."
Suara Intan penuh rasa gembira. Hanya beberapa menit aku lihat Intan memasuki Kantin Kampus dan langsung menuju mejaku.
"Assalaamu alaikum Om Alan!" Sapa gadis cantik ini.
"Wa alaikum salaam. Silahkan duduk Intan!"
Aku lama tidak berjumpa dengan Intan. Kecantikan ibunya tampak sekali ada dalam diri gadis berusia 19 tahun ini.
Terutama matanya yang indah. Wajah oval dibalut jilbab dengan hidung bangir dan bibir selalu penuh dengan senyum. Sungguh Intan Permatasari adalah gadis penuh pesona.
Intan bagiku seperti Kinanti muda. Melihat Intan aku jadi teringat Kinanti. Anak gadis Kinanti ini benar-benar mewarisi semua kecantikan ibunya termasuk kecerdasannya.
"Om Alan sudah kangen Intan," kataku sungguh sungguh.
"Kangen aku, apa kangen Ibu?" Goda Intan sambil tertawa.
Ketika Intan bertanya ada urusan apa aku berada di Kampusnya. Aku menjelaskan, sedang ada acara Seminar selama dua hari ini.