Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dosen Jomblo Itu Sudah "Move On"

17 September 2020   15:20 Diperbarui: 17 September 2020   19:11 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ruangan lain yang hanya dibatasi jendela kaca, beberapa mahasiswa sedang melakukan praktikum Kimia Dasar.

Bagaimana ketika Listya mengutarakan pendapatnya tentang HPLC yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

"Pak Alan prinsip HPLC adalah jika ada senyawa yang disukai maka ditahan dalam kolom lebih lama. Kalau dipikir itu seperti kehidupan sehari-hari kita ya," kata Listya waktu itu.

"Benar sekali bahkan kehidupan kita sehari-hari penuh dengan peristiwa kimia. Daya tarik menarik antara dua hati yang berlainan jenis menganut kaidah prinsip kimia." Kataku.

"Misalnya ikatan kovalen atau ikatan hidrogen. Sebenarnya cinta masih berhubungan juga dengan ikatan yang mirip senyawa kimia ya Pak?" Kata Listya menambahkan sambil tertawa.

"Tapi Pak betul juga lho. Seseorang hanya suka kepada seseorang yang chemistry nya identik atau valensinya sederajat. Misalnya oksigen harus mengikat dua molekul hidrogen agar valensinya sederajat untuk menjadi senyawa yang stabil."

Listya meneruskan berfilosofi tentang ilmu kimia yang dikaitkan dengan cinta. Aku hanya tersenyum kalem.

"Ya filosofi kimia ternyata masuk juga dalam dunia percintaan. Namun yang jelas Lis, sesuatu yang disukai pasti akan dipertahankan."

Aku memberikan gambaran jika Listya mencintai seseorang pasti Listya mempertahankan orang yang dicintainya jangan sampai direbut orang lain.

"Iya dong Pak. Akan kupertahankan cintaku. Namun jika Allah mengambilnya tentu harus aku ikhlaskan." kata Listya.

Mendengar ini aku sejenak tertegun. Pekataan Listya ini membuatku teringat kepada Diana Faria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun