Audray Lin memang cantik dengan fisik yang sangat menawan. Bagi lelaki manapun pasti mengandung magnet yang kuat.
Apalagi gadis ini pandai memilih pakaian seolah tahu di mana kemolekan tubuh yang dimlikinya. Sebagai lelaki normal, aku suka dengan fisik Audray.
Namun Aku harus bersyukur karena Alan Erlangga yang sekarang adalah lelaki yang mempunyai sistem nilai yang berbeda dengan Alan Erlangga pada zaman SMA dulu.
Kami duduk di Teras depan rumah sambil mencicipi makanan ringan dan segelas orange dingin.
Malam itu kami berbincang tentang dunia apoteker. Ternyata Audray Lin mengambil program Apoteker tersebut untuk memenuhi keinginan Tantenya yang memiliki sebuah Apotek.
"Wah bagus Lin. Saya baru tahu Tantemu mempunyai Apotek. Saya dukung rencanamu mengambil program Apoteker!"
"Terimakasih Pak Profesor."
"Berarti setelah menjadi Apoteker, Audray tinggal di Surabaya dong lalu nanti bagaimana cowoknya yang di Jakarta?" Tanyaku menggoda.
"Biarlah aku tinggalkan cowok yang di Jakarta. Aku suka dengan cowok yang di Surabaya." kata Audray sambil tertawa renyah. Audray adalah gambaran gadis masa kini yang terbuka dan sedikit agresif.
"Minggu depan aku kembali dulu ke Jakarta. Program Apoteker baru dibuka pada bulan Mei. Pak Alan memberi kuliah pada program Apoteker?" Tanya Audray.
 "Ya! Saya memberi kuliah pada semester tahun pertama," jawabku.