Rini selalu ingat pesan Ibunya yang selalu mengutip ajaran penting dari Al Kitab:Â
"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?"
Nasihat Ibunya adalah carilah pasangan yang seimbang yang seiman.
4/
Empat puluh tahun kemudian.
Rini seusai mengikuti misa di Gereja Katedral Santo Petrus itu, bergegas menuju kursi besi dekat kolam air mancur Taman seberang jalan itu.
Rini hanya duduk di sana sambil membayangkan ada Hendra di sisinya. Tetiba ada suara memanggilnya. Suara yang sangat akrab dengan hatinya.
Hendra berdiri di hadapannya. Pemuda itu tersenyum sambil menyapa.
"Hai Rini!" Sapa Hendra tersenyum.
Rini seakan tak percaya yang ada di hadapannya adalah Hendra. Dia masih menatap lelaki itu dengan perasaan tidak percaya.Â
"Hen, maafkan aku tidak bisa membalas surat cintamu." Suara Rini terbata-bata.