2/
Rini masih memegang selembar kertas buku tulis itu sambil membaca kalimat demi kalimat yang tertulis di dalamnya.
Gadis rupawan berusia 17 tahun ini seolah tidak percaya bahwa pemuda pemalu seperti Hendra ternyata sangat berani mengutarakan isi hatinya melalui selembar kertas merah jambu itu. Isinya sangat mengesankan hatinya.
Hendra pemuda pemalu. Maka awalnya mereka hanya saling menyapa saling melempar senyum setiap pagi mereka bertemu di Pintu Gerbang Sekolah. Tetapi hanya sekedar itu.
Namun sepucuk surat yang digenggamnya adalah keberanian Hendra untuk mengutarakan isi hatinya.
Rini menyukai Hendra karena pemuda ini sangat baik, sopan dan pintar. Bukan dia saja yang menyukai Hendra, setiap orang di kelasnya menyukai Hendra.
Untuk pertama kalinya gadis itu menerima sepucuk surat cinta dari seorang pemuda. Tentu saja perasaannya melambung tinggi hingga ke langit tingkat teratas.
Apalagi pemuda teman sekelasnya tersebut demikian pandai merangkai kata demi kata dalam surat tersebut. Sudah sejak lama juga Rini menunggu saat seperti ini.
Rini tahu setiap bertemu dengan Hendra, pemuda sopan teman sekelasnya itu, seolah ada perasaan yang berbeda sejak dirinya menerima surat cinta darinya.
Hendra adalah pemuda tampan, pintar dan cerdas. Namun sangat pemalu sehingga setiap Rini berjumpa, dia tidak berani menanyakan kepada tentang balasan suratnya.
Jikapun mereka berbincang maka yang diperbincangkan adalah topik pelajaran yang baru saja usai. Atau rencana studi bersama mengerjakan pekerjaan rumah Matematika.