Loby RS Darurat pagi itu masih sepi. Sebelum menuju ruang kerjaku, aku melihat Opa Rudy bersama seorang gadis. Bisa kutebak pasti dia adalah Kirana Anastasia.Â
Dari jauh aku perhatikan cucu Opa Rudy ini cantik juga. Kecantikan gadis-gadis Kawanua. Kulit putih berwajah oval, hidung bangir, mata indah dengan sorot tajam. Bibirnya ah pasti memiliki senyum menawan dan tutur sapa yang ramah.Â
"Opa !" Aku menyapa Opa Rudy.Â
"Hai Dokter! Oh iya ini Ana." Opa Rudy mengenalkan cucunya. Aku mengangguk sambil tersenyum dibalas pula dengan senyum manis Kirana.Â
"Hari ini Opa sudah boleh pulang. Saya turut senang."
"Iya dokter terimakasih atas semua bantuannya selama saya dirawat."
"Ah Opa. Itu sudah kewajiban saya."
"Dokter, boleh saya minta nomor ponselnya. Siapa tahu saya perlu konsultasi."
"Baik Opa. Ini dicatat saja." Kataku sambil mengeja angka sesuai dengan nomor ponselku.Â
Selama dialog di Loby itu, Karina hanya menyimak dengan sesekali tersenyum padaku.Â
Ada rasa damai dengan senyum yang terukir di bibirnya. Dan senyum Ana itu kembali kunikmati pada saat mereka berpamitan menuju parkiran mobil.Â