Bayu benar-benar tercengang dengan jawaban Kakek berjanggut putih ini. Padahal Bayu benar-benar hanya ingin bertanya.
"Arah Utara berarti melintasi Leuweung Hideung?" Tanya Bayu.
"Benar anak muda. Kau harus melintasi Hutan itu seperti dua Penunggang Kuda yang kemarin itu!" kembali kata Ki Ulon sambil terkekeh.
"Setelah Hutan itu nanti akan ada desa yang masuk daerah Cilegon baru ambil arah Timur Laut sampai nanti tembus Jalan Pos," kembali suara Ki Ulon menjelaskan arah yang paling dekat menuju desa Dalungserang. Â
Jalan Pos adalah jalan Daendels yang menghubungkan Anyer-Panarukan.Â
"Anak muda berhati-hatilah di Utara khususnya desa-desa di Cilegon banyak sekali Jawara dengan aliran-aliran ilmu hitam. Mereka biasanya ikut orang-orang Belanda itu," suara Ki Ulon kembali mengingatkan.
Bayu sebagai orang muda yang baru pertama kali turun dari Padepokan sangat berterima kasih atas wejangan Ki Ulon ini. Sebenarnya Bayu belum pernah melalui jalan arah Utara.
Biasanya pemuda ini mengambil jalan langsung arah Timur Laut sedikit ke Timur dan jalan ini adalah jalan menyeberang sebuah sungai.Â
Setelah melewati sungai ini sudah ada hamparan sawah. Namun rute ini menambah jarak cukup jauh karena harus menuju ke arah Utara juga.
Bayu tidak tahu di Utara sudah menunggu wabah yang mematikan. Bahkan wabah ini sudah menjalar ke arah Timur menuju Dalungserang, desa dimana Bayu dilahirkan.Â
Salam @hensa17