Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Jalan Menuju Utara dan Wabah yang Mengancam

1 Mei 2020   17:14 Diperbarui: 20 Mei 2023   05:55 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayu benar-benar tercengang dengan jawaban Kakek berjanggut putih ini. Padahal Bayu benar-benar hanya ingin bertanya.

"Arah Utara berarti melintasi Leuweung Hideung?" Tanya Bayu.

"Benar anak muda. Kau harus melintasi Hutan itu seperti dua Penunggang Kuda yang kemarin itu!" kembali kata Ki Ulon sambil terkekeh.

"Setelah Hutan itu nanti akan ada desa yang masuk daerah Cilegon baru ambil arah Timur Laut sampai nanti tembus Jalan Pos," kembali suara Ki Ulon menjelaskan arah yang paling dekat menuju desa Dalungserang.  

Jalan Pos adalah jalan Daendels yang menghubungkan Anyer-Panarukan. 

"Anak muda berhati-hatilah di Utara khususnya desa-desa di Cilegon banyak sekali Jawara dengan aliran-aliran ilmu hitam. Mereka biasanya ikut orang-orang Belanda itu," suara Ki Ulon kembali mengingatkan.

Bayu sebagai orang muda yang baru pertama kali turun dari Padepokan sangat berterima kasih atas wejangan Ki Ulon ini. Sebenarnya Bayu belum pernah melalui jalan arah Utara.

Biasanya pemuda ini mengambil jalan langsung arah Timur Laut sedikit ke Timur dan jalan ini adalah jalan menyeberang sebuah sungai. 

Setelah melewati sungai ini sudah ada hamparan sawah. Namun rute ini menambah jarak cukup jauh karena harus menuju ke arah Utara juga.

Bayu tidak tahu di Utara sudah menunggu wabah yang mematikan. Bahkan wabah ini sudah menjalar ke arah Timur menuju Dalungserang, desa dimana Bayu dilahirkan. 

Salam @hensa17

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun