Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Jalan Menuju Utara dan Wabah yang Mengancam

1 Mei 2020   17:14 Diperbarui: 20 Mei 2023   05:55 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu Bayu Gandana hanya sempat sebentar memejamkan mata. Diantara sadar dan tidak sadar, Bayu mendengar suara-suara aneh yang berasal dari sebelah jendela kamar tidurnya.

Rumah kedai ini memang berbatasan langsung dengan pinggiran hutan yang mereka sebut Leuweung Hideung. 

Nama yang mengesankan hutan angker penuh dengan misteri dunia hitam dan segala sesuatu yang beraroma mistis hitam.

BACA JUGA : Ombak Putih Selat Sunda

Suara-suara aneh itu berasal dari hutan tersebut. Bayu masih memperhatikan dengan seksama suara orang kesakitan atau suara teriakan orang minta tolong. 

Suara itu berganti-ganti lalu juga terdengar suara burung hantu dan lolongan serigala dari hutan itu. Satu suara lagi yang membuat Bayu terkejut adalah auman Si Raja Hutan.  Sungguh benar hutan itu memang sangat angker, pikir Bayu.

Seperti diceritakan pemilik kedai ini bahwa Leuweung Hideung selain banyak dihuni binatang buas juga penuh dengan iblis dan mahluk halus. 

Penduduk desa tidak pernah berani melintasi hutan itu walaupun siang hari.

Hampir setiap bulan selalu saja ada korban. Biasanya korban-korban itu adalah para pendatang di desa itu yang kemudian melanjutkan perjalanan melintasi hutan itu.

Hari sudah hampir Fajar. Entah berapa lama Bayu tertidur ketika dia dikejutkan oleh suara ledakkan kecil yang berasal dari teras di depan rumah. 

Terdengar ada keributan kecil lalu Bayupun keluar menuju teras depan itu. Bayu melihat sudah ada Pak Tua dan Kakek itu bersama dua orang pembantu lelaki rumah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun