Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Kado Terindah] Aina Alma

12 Oktober 2019   16:49 Diperbarui: 12 Oktober 2019   17:16 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar penjelasanku, Aina hanya tersenyum lalu memegang kedua tanganku. "Hen terima kasih ya sudah mau menjadi sahabat baikku," kata gadis itu sambil memandangku dengan mata indahnya. Sungguh aku terpukau dengan tatapan teduh Aina. Apakah aku sudah jatuh cinta kepadanya?

4|

Pagi itu di Loby aku masih duduk menemani Aina Alma yang hari ini sudah berhasil menyelesaikan seluruh programnya. Aku melihat wajahnya ceria penuh dengan cahaya masa depan. Gadis ini menyalamiku sambil berpamitan kepadaku.

"Sampai jumpa ya Hen. Jangan hilangkan alamat rumahku. Aku tunggu kedatanganmu." Suara Aina Alma diiringi senyumnya yang sudah mengandung kegairahan baru.

Aku melepas Aina Alma dengan penuh kelegaan. Melepaskan namun suatu hari aku bertekad untuk menemuinya lagi. Aku merasakan bahwa Aina Alma adalah sosok yang menjadi penyembuh lukaku saat bersama Jena Fahira. Ya gadis itu adalah harapan masa depanku. Aku sungguh merasakan cintanya ada dalam relung hatiku.

Ternyata sungguh aku benar-benar telah jatuh cinta kepada Aina saat rindu ini begitu kuat membelenggu hatiku. Mendengar suaranya melalui ponsel atau menatap wajahnya melalui video call, masih belum cukup untuk mengobati rinduku bertemu dengannya.

5|

Akhirnya hari itu tiba. Persis pada hari ulang tahunku, ketika aku selesai mengikuti semua program tersebut dan kembali menginjakkan kaki di tengah-tengah keluarga rasanya seperti terlahir kembali. Ayah Ibu begitu bahagia menyambutku dengan pelukan kasih sayang mereka.

Teringat kepada Aina Alma yang sudah sangat aku rindukan. Ingin rasanya bertemu dengan gadis cantik yang tangguh itu. Ya sudah tidak sabar. Menunggu tiga bulan untuk hari kebahagiaan ini sungguh penantian yang sangat panjang. Perjumpaan dengannya bisa menjadi kado terindahku.  

Komplek Perumahan yang asri di sana Aina Alma tinggal. Aku sudah berada di depan pintu rumah berwarna abu-abu dengan halaman taman yang hijau. Seorang wanita berdiri di depan pintu dan menyambut salamku.

"Maaf mencari siapa Mas?" Tanya wanita separuh baya itu. Aku menduga dia adalah Ibunya Aina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun