Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Kado Terindah] Aina Alma

12 Oktober 2019   16:49 Diperbarui: 12 Oktober 2019   17:16 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rehabilitasi bagi pecandu di BNN ini dilakukan melalui alur rehabilitasi di Rumah Detoks selama 2 minggu, dilanjutkan Entry Unit selama 2 minggu. Memasuki program utama di Green House atau House of Hope selama 4 bulan.

Selanjutnya pecandu melanjutkan rehabilitasi di rumah Re-Entry selama sebulan sehingga keseluruhan total program ini adalah 6 bulan.

Aku memang harus melupakan masa kelam itu termasuk melupakan Jena Fahira, Gadis blasteran Lebanon. Kini aku sudah kembali mendapatkan jati diriku. Move on dari Jena Fahira sudah menjadi keharusan.

3|

Menjalani hari-hari di House of Hope meninggalkan kenangan tersendiri. Setiap pagi kami melakukan olah raga sambil menghirup udara sejuk di area pegunungan yang hijau itu.

Sudah tiga pagi aku sebenarnya masih penasaran dengan seorang gadis yang sering berpapasan di Bukit Utara itu. Gadis itu selalu tersenyum ketika berpapasan denganku. Aku yakin dia juga adalah peserta rehabilitasi. Aku ingin berkenalan dengannya.

Akhirnya pada pagi ke empat aku berhasil berkenalan. Gadis itu bernama Aina Alma, perawakannya semampai dengan kulit putih halus. Wajah dengan hidung bangir wanita wanita dari negara Timur Tengah seperti Lebanon atau Jordania.

Sejak pertemuan pertama itu jujur saja aku selalu teringat kepada Aina Alma. Bukan karena wajahnya mirip dengan Jena Fahira namun karena Aina Alma memiliki aura kecantikan dari dalam batinnya yang memancar melalui wajah teduhnya.

Hanya saja wajah teduhnya nampak pucat penuh dengan tekanan berat. Aina sebagai pecandu berat haus mengalami pengalaman buruk itu. Namun anehnya setiap pagi saat bertemu denganku, Aina terlihat wajahnya berseri.

"Selamat pagi Hen!" Aina menyapaku sambil duduk di kursi sebelah kiriku di area Bukit Utara yang sejuk itu.

"Pagi Aina. Ceria sekali hari ini. Tadi sempat keliling jogging kemana saja?" tanyaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun