"Iya Aini. Setelah itu tinggal kompilasi dan mengolah data. Tabulasi dan bahasan hasilnya maka selesai sudah skripsinya !" kataku memberi semangat. Mendengar kata-kataku Aini tertawa.
"Kok mudah ya bikin skripsi!" kata Aini masih sambil tertawa.
"Ya mudah buatmu. Aku sendiri proposalku masih ada di Profesor Soetrisno!"
"Oh kapan kamu janjian dengan beliau?"
"Besok katanya aku akan di sms Beliau!"
"Baik Hensa, cepatlah revisi proposalmu selesai lalu cepatlah masuk laboratorium lalu cepatlah ujian skripsi. Lalu cepatlah lulus lalu wisuda. Lalu?" tanya Aini sambil memandangku tersenyum penuh arti. Aku menerima senyum itu begitu damai rasanya hati ini.
"Lalu dilamar dan melamar?" kataku.
"Melamar kerja? Terus yang dilamar siapa?" kata Aini sambil tertawa kecil. Di laboratorium itu sambil bekerja menyelesaikan analisa dengan instrument analisa, kami bercanda dan tertawa riang.
Hari-hari selalu aku lalui bersama Aini Mardiyah. Aku sekarang sudah kembali merasakan kegembiraan sekaligus Aini telah mampu membunuh semua rasa gelisahku. Bersama gadis cantik itu, aku kini berusaha melangkah ke depan. Semoga harapanku dikabulkanNya.
Pagi sekali aku sudah ada di ruangan Profesor Dr Soetrisno.
"Kau terima pesan dari Alan?.  Saya berusaha menelponmu tapi hp mu tidak aktif  sehingga pesan saya titipkan Alan!" kata Profesor Soetrisno.