“Ah Mas jangan panggil aku Mbak. Aku jauh lebih muda dari Mas” katanya kembali sambil senyum.
“Kalau begitu panggilnya gimana?”
“Panggil saja Ranti!”
“Ohya Mbak Ranti” kataku.
“Lho masih pake Mbak piye iki!” kata Ranti sambil tertawa dan akupun tertawa.
Ranti namanya. Lengkapnya Ranti Kusumadewi. Sebuah nama yang manis seperti orangnya.Anak gadis Si Mata Wayang pemilik warung rawon setan itu. Ranti masih duduk dikelas dua belas dan sebentar lagi lulus. Aku tidak percaya jika gadis secantikRanti belum punya pacar.
Siang itu jam makan sudah hampir lewat. Aku masih sibuk mengawasi pekerjaan laboran di Laboratorium Instrumen Analisis ini. Ada sedikit trouble dengan alat Atomic Absorption Spectrophotometer yaitu sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk mengetahui adanya logam termasuk logam berbahaya dalam suatu bahan. Setelah meninggalkan catatan untuk laboran maka aku bergegas untuk makan siang di warung rawon setan seperti biasanya. Berpapasan dengan Joko di Loby yang baru saja makan siang di Kantin.
“Bro mau kemana?” tanya Joko.
“Biasa menu special rawon setan” kataku dengan senyum penuh arti.
“Hensa masa enggak bosan bosan setiap hari menunya rawon setan melulu” kata Joko.
“Oh tidak dong malah tambah asyik rawon setannya karena ada setan cantik juga disana” kataku sambil tertawa.