“Tadi orang-orang yang Tuan beri pelajaran itu adalah anak buah Si Lanang Jagad.”
“Siapa Si Lanang Jagad ?”
“Anu. Dia,dia..” Pak Tua seperti ragu-ragu mau menyebut siapa Si Lanang Jagad.
“Sudahlah Pak Tua. Kalau Si Lanang Jagad kemari mencari kami bilang saja tadi anak buahnya dihajar oleh Bondan dan dan ini Bolang.Kami berasal dari Cikupa!” kata Bondan.
Rupanya mereka Bondan dan Bolang dari Cikupa. Mana yang Bondan, mana yang Bolang bagi Bayu tidak masalah namun kelihatannya mereka berdua berilmu tinggi.
Cikupa adalah tempat para Pendekar tangguh yang ada di Tangerang tepatnya di muara Sungai Cisadane. Banyak Kiyai di sana yang berilmu dan mempunyai murid.
“Tuan apakah lebih baik menginap saja di sini sangat berbahaya melanjutkan perjalanan malam hari,” kembali suara Pak Tua.
“Tidak usah, kami hanya memerlukan beberapa jam saja berkuda ke desa sebelah Timur,” kata Bondan.
“Tapi Tuan akan melewati Leuweung Hideung,”kata Pak Tua lagi. Mendengar hal ini Bondan hanya tertawa demikian pula Bolang.
Mereka seolah menertawakan sebuah lelucon. Leuweung Hideung artinya adalah Hutan Hitam.
“Pak Tua, jangan percaya pada omongan orang-orang bodoh. Leuweung Hideung itu tidak angker seperti dikatakan orang-orang desa ini” kata Bondan.