[2] Bambang Pujasworo, 2014: Cerita Panji sebagai sumber inspirasi penciptaan seni pertunjukan. Dalam Prasetya, 2014
[3] Bambang Pudjasworo, 2014: Cerita Panji sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan. (Dalam Prasetya, St. Hanggar B; Prosiding Seminar Tokoh Panji Indonesia, Depdikbud dan ISI Yogyakarta.
[4] Kaeh, Abdul Rahman: “Cerita Panji, Sumber Kajian yang Masih Menarik”, dalam Panji Pahlawan Nusantara, editor Henri Supriyanto, belum diterbitkan.
[5] Perihal kapan Cerita Panji tercipta masih menjadi perdebatan. Ada yang bilang sebelum Majapahit sudah ada. Bahkan Puteri Gayatri, isteri Raden Wijaya konon disebut-sebut sebagai pengagum berat dan mempersonifikasikan diri sebagai Dewi Candrakirana.
[6] Lydia Kieven meneliti hal ini sebagai bahan kajian disertasi doktoralnya di Sydney University dengan judul: “Following the Cap-Figure in Majapahit Temple Reliefs”
[7] Agus Aris Munandar dan Ninie Susanti. “Makna Kisah Panji”. Makalah Seminar Cerita Panji sebagai Warisan Dunia. Perpustakaan Nasional, 28-29 Oktober 2014.
[8] Kieven, Lydia, 2014. “Simbolisme Cerita Panji dalam Relief-Relief di Candi Zaman Majapahit dan Nilainya pada Masa Kini”, makalah dalam seminar di Perpusnas, Oktober 2014.
[9] Tafsir mengenai hubungan saudara ini bisa bermacam-macam. Ada yang menyebut saudara sepupu, namun ada yang mengatakan bahwa mereka merupakan keturunan ketiga. Sebagai karya sastra, hal ini tidak penting dipersoalkan.
[10] Agus Aris Munandar dan Ninie Susanti. “Makna Kisah Panji”. Makalah Seminar Cerita Panji sebagai Warisan Dunia. Perpustakaan Nasional, 28-29 Oktober 2014.
[11] opcit
[12] Nurcahyo, Henri (ed), 2009: Konservasi Budaya Panji. Dewan Kesenian Jawa Timur, hal 9.