"Semudah itu memanggil hujan?" timpal saya setengah enggak percaya.
"Sebentar..." balas Sendok yang kali ini nyambi ngemil biskuat.
"Karena waktu itu ketika Mangkuk sedang ritual, hadir beberapa panitia diutus untuk mengikuti Mangkuk dari kejauhan. Aku ada di samping Mangkuk, tak sampaikan, "Mbok ya sudah aktingnya, toh hujan sudah turun." Dengan suara pelan Mangkuk membalas, "Sudah terlanjur, sekalian didramatisir."
Sejak kejadian itu, Mangkuk menjadi buah bibir. Pamornya semakin moncer. Kalau cuma sekedar menolak hujan hal seperti itu sudah biasa. Tapi ini malah mendatangkan hujan. Bukan sembarang orang bisa. Kata Mangkuk, itu cuma soal keterampilan membaca musim saja. Hingga sekarang Mangkuk tidak pernah sudi menerima tawaran yang berhubungan dengan hujan. Tapi kadang kala ada saja yang memaksa. Kalau sudah begini Mangkuk cuma bisa berkata, "Maaf saya enggak mau kalau tidak dibayar sangat mahal."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H