Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sosok yang Dianggap Klenik (4)

23 September 2024   09:06 Diperbarui: 23 September 2024   09:41 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kowe metu! metu! metu! Begitu kata Mangkuk sambil telunjuknya ke arah 3 mahasiswa yang kerasukan tadi. Nggak lama, 3 mahasiswa tadi lemas dan sadar." Kali ini saya takjub. Sendok melanjutkan. "Semenjak kejadian itu Mangkuk naik daun. Dan konon sampe ada yang cari tahu kalo ternyata Mangkuk kelahiran dari Kota Banyuwangi."

"Sangar rek..." ujar saya lagi-lagi takjub.

"Ada lagi Hen. Tapi khusus yang ini, aku kayak setengah percaya dan setengah enggak percaya. Soalnya, Mangkuk kadang-kadang radak konyol."

"Heeemm... Dobol! Iki mesti akal-akalan?" timpal saya agak ragu.

"Sik... Sik..." ujar Sendok berusaha mengingat sembari menghisap agak lama rokok di tangannya. "Waktu itu, tahun kapan ya...!!!"

"Halaah... Wis, langsung ae cerita, kesuwen!" tukas saya tidak sabar.

"Nah!!! Ingat aku," sesaat kedua bola matanya melotot. Lanjut Sendok. "Waktu itu kalo nggak salah memang sudah saatnya masuk musim penghujan. Dan hujan kali ini datang lebih cepat. Dan kebetulan juga pas ada kegiatan ospek kampus yang rencananya diselipkan stressing sebagai acara penutup. Padahal di tahun-tahun sebelumnya sudah enggak ada acara kayak gituan."

"Hheeemmm!" gumam saya.

"Kebetulan aku koordinator bidang kerohanian. Aku menolak keras. Tapi ketua panitia tetap ngeyel, nggak bisa, pokoknya acara itu harus ada. Karena aku kalah suara, Mangkuk tak hubungi. Aku bilang ke Mangkuk, untuk kali ini kamu harus tampil. Ini demi adik-adik Maba."

Sendok memantik korek.
"Terus... teruss..." seru saya memunggu Sendok bercerita lagi.

"Mangkuk datang. Ngancam panitia. Katanya, kalo enggak dibatalkan tak panggilkan hujan. "Wong edan. Mahasiswa kok ngelenik! Goblok!" kata ketua panitia waktu itu. Mangkuk pergi dengan santai, tersingung juga enggak. Malahan setelah itu Mangkuk langsung melakukan prosesi ritual memanggil hujan. Sebetulnya saat itu langit sudah tampak mendung dan gelap. Mangkuk memantik korek dupa dibakar. Langit berubah tambah gelap. Angin datang, sedikit demi sedikit terasa angin bertiup semakin kencang. Adik-adik maba yang tadinya disuruh kumpul untuk acara stressing tiba-tiba ragu. Nggak lama seketika hujan turun sangat deras. Acara gagal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun