Tapi aku menolak. Aku lebih suka kamar pojok kiri yang dekat tangga. Karena aksesnya dekat kamar mandi dan dapur. Letak dapurnya pun pas dibawah kamarku.Â
Singkat cerita. Setelah berjalan hampir 2 bulan, ada undangan rapat pertemuan RT membahas rencana kerja bakti. Aku pun turut mewakili.
Sebenarnya nggak ada kewajinan juga sih, cuma aku nggak enak hati. Tiap sore bersapa ria bersama warga saat siram-siram bunga, kok ada kumpul rapat nggak hadir. Itung-itung nambah keakraban apa salahnya.
Karena warga sangat welcome. Aku cocok sekali dengan suasana rapatnya. Selain menambah kenalan baru, aku pun memperoleh keuntungan lain, yaitu menambah perbaikan gizi, alias makan gratis. Hihihi... Dasar anak kos.
Oke, setelah rapat usai, tiba-tiba Kepala RT mendekatiku. Bertegur sapa.
Kok kerasan kata Pak RT. Yaa, kubilang saja, karena murah. Siapa yang merekomendasikan kos di situ, kata Pak RT. Yaa, kujawab si Uping menyan. Uping nggak cerita toh kata Pak RT lagi. Ku jawab nggak ada cerita apa-apa, jawabku.
Ya sudah, besok Bu Toga biar kutelepon. Lihat bulan depan, gratis kamu kos di rumah itu.
Oh ya, dulu waktu aku dan Uping menyan lapor RT, kebetulan yang menerima fotocopy berkas-berkasku istrinya.
Semenjak gara-gara ikut rapat RT itu. Beneran, kos ku gratis, tapi ada S&K (Syarat Ketentuan berlaku). Bu Toga via telepon, bertutur, mulai bulan depan, kos gratis (free no money). Tapi selain siram-siram bunga, minta di sapu teras rumah. Rumput-rumput dicabut dan dibersihkan. Oke nggak masalah buatku, gampang.
Setelah kejadian bayar kos gratis, aku berkunjung kerumah Pak RT. Aku bilang padanya terima kasih sudah membantu meringankan beban.
Pak RT cuma berpesan, segera selesaikan skripsi. Dan nitip pesan untuk Uping, agar sering-sering datang menemaniku.