Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kembali Bercerita dengan Mesin Waktu

4 Oktober 2021   08:55 Diperbarui: 4 Oktober 2021   08:56 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu aku mendapat kabar melalui pesan singkat, Paijo sudah di dalam angkot trayek AL (Arjosari-Landungsari) yang masih ngetim di pintu keluar terminal Arjosari, aku spontan membereskan beberapa isi kamar kos yang masih berantakan. Tentu saja tak melulu' soal buku. 

Sepi memang kurasakan ketika harus sendiri saat Paijo pulang kampung. Kehadirannya kali ini, benar-benar memberikan angin segar, ada banyak hal yang ingin kusampaikan untuk bincang-bincang malam ini.

Seperti biasa, sebelum dia tiba aku menyiapkan beberapa keperluan mini dapur diantaranya zippo gas dan minyak goreng. Maklum, saat yang ku nanti akan tiba, pempek-pempek khas asli daerah Paijo punya cita rasa yang ngangeni.

Tak hanya itu saja, kubuat satu teko wedang kopi pendamping pempek-pempek untuk acara melek'an bersama. Paijo tipe orang yang selalu memberi cerita berbagai hal bila sudah tiba dari perjalanan jauh. Alih-alih istirahat, baginya bercerita lebih asyik sambil menikmati hidangan oleh-oleh dari daerah asalnya.

Sesuai perkiraan, kudengar suara khasnya, berpamitan nyuwun sewu kepemilik kos, sembari bincang-bincang singkat. Tak lama langkah kakinya mulai menuju anak tangga.

Setibanya di atas, kusambut dengan penuh suka cita,
"Alhamdulillah, wis teko rek kanca ku...?"

"Kangen yo karo aku..." tanya Paijo,

"Wuiiihhh, ra blass yo jo. Rugi ngangeni awakmu,"

"Ngowoos cak..."

"Justru pempek-pempek sing ma'gowo iki jo, ngangeni..."

"Heis... heis... ayo ki ewangi beres-beres kerdus'e" pinta Paijo,

Spontan aku pun membereskan dua bungkus kardus itu, satu kardus mie berisi jajan-jajan cemilan, satu dus air mineral berisi lakon yang ditunggu-tunggu, jreng... jreng... si pempek-pempek khas sumatra.

Tak terasa jarum jam menunjukan pukul delapan malam, makanan dan cemilan kali ini melimpah ruah. Belum lagi kopi hitam menambah hangat suasana obrolan dan gojlokan malam ini.

Paijo mulai rebahan sambil menanyakan tentang beberapa catatan cerpen yang sudah ku pabelis di beberapa hari ini.

"Wis ma'delok'i kabeh ta jo cerpen sing ta pabelis pirang-pirang dino iki"

"Cerpenmu gak ngalur gak ngidul cak, ra seru, gak'no gojlok'ane"

"Mulakno toh jo, la arep ma tinggal, minimal ki awakmu gawekno aku sket utowo draf opo ngunu sing iso ta gawe bahan gojlokan"

"Luh..., carane ngunu yo gak usah dilanjut cerpenmu cak"

"Ya'opo sih awakmu jo... jaloki pendapat kok..."

"Ngene luh cak... gojlokan ki ra iso di sket utowo direncanano, iku ngunu metu spontanitas, barang spontanitas ki yo piye... gak iso cak..."

"Yowis bener jo... leren sik..."

"Leren piye cak..."

"Yo leren, prei jo..."

"Cak... gojlokan utowo guyonan ki gak penting. Sing penting tanda baca cerpenmu kuwi sing pengaruh, dadi iso eruh arah'e cerpenmu iki nang endi...."

"Heeeemm ono manih, acara anyar iki jo"

"Kandani kok... gak gugu riko cak"

"Oke wis, ta turuti, saiki piye conto'e jo..."

"Dadi ngene cak... tanda bacamu perhatikan manih, kapan wayahe petik, wayahe tanda tanya, wayahe tanda seru, wayahe koma, wayahe titik."

"La iku yo uwis jo, wis ta pelajari rino wengi, kasep awakmu"

"Sik ta cak... aku ki niteni riko jarang gawe tanda titik di akhir percakapan"

"Ancen jo..."

"Nah iki kesalahan mu cak,"

"Aku wedi'e jo..."

"Iku hal penting'e ndek kunu cak... terus wedi lapo riko iku..."

"Aku la podo karo dunga'no awakmu mati jo"

"Gak paham aku cak..."

"Lah iyo toh jo... la koma isih iso diupayakan, coba la wis titik, disetrum gawe setrikoan panggah ra urip, titenono nang rumah sakit kae..."

"Ngowos cak... cak..."

"Mula'no ta jo, ra usah serius-serius"

"Tiwas ae..." gumam Paijo,

"Jo... sepurane pempek-pempek'e entek akeh ki aku..."

"Entek yuwis luh cak, masio sampek wetengmu bledos gak getun aku"

"Ngowos jo, pada'no ban sepeda wae..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun